Huntara dari Donasi Pembaca ”Kompas” untuk Kenyamanan Penyintas
Oleh
Videlis Jemali
·3 menit baca
SIGI, KOMPAS — Hunian sementara atau huntara yang dibangun dari donasi pembaca harian Kompas dan komunitas gitaris Indonesia diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Sigi dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (31/1/2019). Huntara dibangun agar penyintas gempa bumi yang masih tinggal di tenda darurat bisa menempati hunian yang lebih nyaman.
Penyerahan dilakukan di kompleks huntara Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Kamis. Selain huntara di Lolu, diserahkan pula huntara di Kelurahan Kabonena, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu. Penyerahan dilakukan Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo kepada Wakil Bupati Sigi Paulina Martono dan Sekretaris Daerah Kota Palu Asri L Sawayah. Turut hadir Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Rusdi Amral serta musisi Oppie Andaresta dan gitaris Dewa Budjana.
Huntara di Desa Lolu sudah hampir rampung. Semua konstruksi luar dan dalam setiap unit telah dibangun, tinggal sambungan listrik dan air bersih. Sementara huntara di Keluruhan Kabonena, pengerjaannya sekitar 70 persen.
Suharni (43), penyintas, mengaku senang bakal menempati huntara dari bantuan pembaca harian Kompas dan penggalangan dana musisi. Ia melihat bilik huntara cukup bagus dibandingkan dengan tenda darurat yang selama ini ia tempati bersama satu anaknya.
Suharni tinggal di tenda darurat yang didirikan di depan rumahnya di Desa Lolu. Lantai dan dinding rumahnya retak besar. Adapun tiang-tiang rumah bergeser karena gempa bumi pada 28 September 2018.
Dalam sambutannya, Budiman menyampaikan, pembangunan huntara bertujuan agar penyintas bencana bisa hidup lebih aman dan nyaman. Saat ini, para penyintas masih banyak yang tinggal di tenda darurat. ”Kami berharap huntara ini dirawat agar tetap memberikan kenyamanan kepada penghuninya,” katanya.
Budiman menyatakan, Kompas sudah membantu Sulteng sejak masa tanggap darurat dengan distribusi logistik untuk penyintas. Selain huntara, pihaknya akan menjajaki pembangunan fasilitas umum permanen, antara lain puskesmas dan sekolah. Tim masih mengkaji hal tersebut.
Asri menyampaikan keterlibatan pihak swasta atau lembaga sosial sangat dibutuhkan dalam pembangunan kembali Sulteng. Selama ini banyak pihak telah membantu cukup banyak, mulai dari logistik, huntara, hingga nanti hunian tetap. Pemerintah tak bisa bekerja sendiri di tengah keterbatasan anggaran. Ia berharap huntara dari Kompas segera diselesaikan agar para penyintas bisa menempatinya.
Paulina menyatakan berterima kasih kepada harian Kompas untuk pembangunan huntara. Di Sigi, menurut dia, masih dibutuhkan 4.000 kamar atau bilik huntara bagi penyintas yang masih tinggal di tenda darurat. Selain dibangun oleh pemerintah, pemenuhan kebutuhan huntara juga disediakan pihak swasta atau lembaga sosial.
Ia meminta kepada penyintas yang akan menempati huntara tersebut untuk memelihara kebersihan lingkungan. Selain itu, penghuni perlu menjaga hubungan sosial di huntara karena dipastikan penghuni huntara berasal dari lingkungan berbeda yang tak saling kenal sebelumnya.
Oppie dan Dewa menuturkan, sebagai musisi, mereka selalu siap memanfaatkan talenta untuk menggalang aksi solidaritas membantu penyintas bencana. Kerja sama dengan Kompas sudah lama terjalin. Model serupa bisa terus diperkuat ke depannya.