JK: Jangan Sambilan di Usaha, Sambilan Juga di Politik
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, semua harus memilih dan fokus pada pilihan masing-masing. Seorang pengusaha harus fokus pada usahanya. Seorang politisi juga harus fokus pada kerjanya sebagai politisi.
”Artinya, fokus dunia usaha, jangan sambilan dunia usaha. Lama-lama, sambilan usaha, sambilan juga politik karena tidak mungkin fokus dua-duanya atau fokus pengusaha, sambilan di DPR. Nanti datang ke DPR hanya paripurna. Itu menjadi bagian tidak efektif,” tutur Kalla dalam Kadin Talks bertema ”Manusia Serbabisa” di Menara Kadin, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Kamis (31/1/2019) pagi.
Dalam format talk show yang dipandu Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani, Wapres Kalla pun berbagi pengalaman dan cerita. Menurut Kalla, sulit menjadi pengusaha dan politisi sukses sekaligus. Justru perlu ada pengusaha yang fokus sebagai pengusaha dan kemudian sebagai politisi, fokus sebagai politisi.
Jusuf Kalla memasuki dunia politik setelah sekitar 30 tahun menjadi pengusaha. Menjadi pengusaha juga dia lakukan secara bertahap. Setamat sekolah, ayah Jusuf Kalla mengangkatnya sebagai manajer dan kemudian menjadi direktur. Setelahnya, JK naik menjadi direktur utama.
”Setelah 35 tahun berhenti dengan jabatan komisaris, sudah berhenti. Setelah itu masuk politik. Tapi lihat-lihat sedikit dunia usaha, tidak terlibat langsung sama sekali,” ujarnya.
Sulit menjadi pengusaha dan politisi sukses sekaligus. Justru perlu ada pengusaha yang fokus sebagai pengusaha dan kemudian sebagai politisi, fokus sebagai politisi.
Menjadi politisi juga dilakukan Kalla secara bertahap, mulai dari menjadi anggota MPR, kemudian menjadi menteri perdagangan (Menteri Perindustrian dan Perdagangan 1999-2000).
Setelah itu, kata JK, naik ”pangkat” satu tingkat menjadi menteri koordinator (Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat 2001-2004). Baru tahun 2004 JK menjadi wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono.
”Setelah itu, jadi lagi (wapres pada 2014-sekarang mendampingi Joko Widodo), berhenti di situ,” ujar JK.
Ketika seorang pengusaha sekaligus menjadi politisi, lanjut JK, berbahaya. Sebab, akan ada tarikan kepentingan yang tumpang tindih.
Berubah
Di sisi lain, JK mengakui, dunia usaha saat ini sangat berubah. ”Orang seperti saya ini sudah tidak paham dunia usaha itu. Suatu perusahaan yang tidak untung, tapi bisa nilainya naik terus. Bingung kita. Bahwa Anda bilang rugi, tapi nilainya naik. Kalau zaman kita, kalau rugi ya pasti nilainya turun. Jadi terbalik ini. Jadi saya angkat tanganlah kalau soal itu. Memang dunia ini sudah harus kita serahkan kepada yang muda-muda,” tuturnya.
Setelah menyelesaikan masa jabatan sebagai wapres pada 20 Oktober 2019, Kalla mengatakan akan aktif di pendidikan, dunia usaha, dan mendorong perdamaian. ”Dan juga mungkin berbicara di beberapa tempat untuk mendorong dunia usaha dan perkembangannya,” ucap Kalla.
Setelah menjabat wapres pada 2009, JK pernah menjawab akan pulang kampung setelah selesai menjabat. ”Ternyata tidak pulang ke Makassar. Ditanya, kenapa enggak pulang kampung? Saya sudah orang Indonesia penuh, jadi kampung saya seluruh Indonesia,” tutur JK menutup perbincangan santai tersebut.