Jumlah kasus demam berdarah dengue atau DBD terus meningkat. Jika dibandingkan Januari 2018, jumlah penderita dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan jumlah penderita di Januari 2018. Adapun jumlah korban meninggal di Januari 2019, tiga kali lipat lebih tinggi dari jumlah di 2018.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus demam berdarah dengue atau DBD terus meningkat. Sejak awal tahun hingga 31 Januari 2019 tercatat 15.132 kasus atau naik sebanyak 1.449 kasus dari jumlah kasus dua hari lalu.
Tak hanya itu, jumlah yang meninggal akibat DBD pun meningkat. Jika dua hari lalu jumlahnya 133 orang, kini DBD telah merenggut nyawa 145 orang.
Berdasarkan data yang diterima Kementerian Kesehatan dari sejumlah daerah, Kamis (31/1/2019), ada lima provinsi dengan kasus DBD tertinggi. Provinsi tersebut adalah Jawa Timur dengan 3.074 kasus, Jawa Barat dengan 2.204 kasus, Nusa Tenggara Timur 1.284 kasus, Sulawesi Utara 1.092 kasus, dan Lampung dengan 1.071 kasus.
Di Jawa Timur, jumlah korban meninggal akibat DBD tertinggi. Sebanyak 52 orang dilaporkan meninggal. Kemudian dari Jawa Barat dilaporkan 14 orang meninggal. Selanjutnya, Nusa Tenggara Timur 13 orang meninggal, Sulawesi Utara 13 orang, Jawa Tengah 9 orang, dan Kalimantan Tengah 9 orang meninggal.
Berdasarkan pengelompokan umur, pasien DBD paling banyak berusia 5-14 tahun atau sekitar 41,25 persen dari total kasus pada Januari 2019.
Di urutan kedua usia 15-44 tahun atau sekitar 38,35 persen. Sementara pasien berusia lebih dari 44 tahun sebanyak 9,89 persen.
Dikutip dari Kompas, 31 Januari 2019, jumlah penderita DBD pada Januari 2018 sebanyak 6.167 penderita dengan 43 orang meninggal. Sementara jumlah penderita sepanjang 2018 tercatat 53.075 orang.
Ini artinya, jumlah 15.132 kasus pada Januari 2019 lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah penderita pada Januari 2018. Adapun jumlah korban meninggal pada Januari 2019 tiga kali lipat lebih tinggi ketimbang jumlah pada 2018.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati mengatakan, empat wilayah sudah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) akibat terus meningkatnya penderita DBD.
”Daerah yang telah menyatakan KLB adalah Kota Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ponorogo, dan Provinsi Sulawesi Utara,” katanya.
Agar jumlah penderita tidak terus meningkat, Kemenkes telah mengirimkan surat edaran kepada semua gubernur untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M plus (menutup, menguras, dan mendaur ulang) serta mengaktifkan kelompok kerja DBD di setiap kabupaten dan kota.
Upaya pencegahan lain yang dianjurkan di tengah meningkatnya DBD ialah menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, seperti ikan cupang, dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. Selain itu, antinyamuk semprot ataupun oles bisa digunakan apabila diperlukan.
Sebelumnya, Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Mulya Rahma Karyanti mengatakan, ketika gejala demam berdarah mulai muncul, sebaiknya segera memeriksakan ke dokter.
Dengan demikian, pengobatan bisa segera diberikan agar kondisi pasien tidak semakin parah.