SURABAYA, KOMPAS— Demam berdarah dengue sejak awal tahun sampai saat ini telah merenggut nyawa 46 orang dari 2.660 pasien di Jawa Timur. Namun, menurut Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Rabu (30/1/2019), di Gedung Negara Grahadi Surabaya, pihaknya belum memutuskan untuk menyatakan status kejadian luar biasa.
Tahun 2018, jumlah kasus DBD Jatim ada 7.800, artinya rata-rata per bulan 650 kasus. Untuk Januari 2018 saja, ada 1.114 kasus. Kriteria kejadian luar biasa (KLB), menurut Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya, antara lain ada peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya. Selain itu, jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya.
Di DKI Jakarta, Januari 2018 terdapat 198 kasus. Sementara itu, sampai 28 Januari 2019, sudah ada 662 kasus DBD.
Beberapa wilayah juga telah melaporkan peningkatan kasus DBD. Kementerian Kesehatan mencatat, sejak awal tahun hingga 29 Januari 2019, ada 13.683 penderita DBD yang dilaporkan dari 34 provinsi. Sebanyak 133 orang meninggal. Angka itu dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan Januari 2018 yang tercatat 6.167 penderita DBD, dengan 43 orang meninggal. Jumlah kasus sepanjang 2018 ada 53.075 kasus. Jika dirata-rata ada 4.423 kasus per bulan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah belum menetapkan DBD sebagai KLB dalam skala nasional. ”Jumlahnya masih jauh di bawah angka rata-rata tiap tahun,” katanya kepada pers di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, sejumlah daerah telah menetapkan KLB. Antara lain Kabupaten Ponorogo, Jombang, Bojonegoro (Jatim), Sragen (Jateng), Manado (Sulawesi Utara), Sumba Timur, Sumba Barat, Manggarai Barat, Ngada, Timor Tengah Selatan, Ende, dan Manggarai Timur (Nusa Tenggara Timur).
Soekarwo meminta penanganan DBD di kabupaten/kota ditingkatkan. Pencegahan dengan pemantauan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) perlu lebih digencarkan. Demikian juga pola hidup bersih dan sehat. Pihaknya mengalokasikan anggaran untuk daerah yang membutuhkan.
Di Ponorogo, Bupati Ipong Muchlissoni menyatakan status KLB sejak Selasa (29/1). Pasien DBD yang dirawat ada 420 orang, dengan 173 orang positif DBD, tiga orang telah meninggal.
Semua puskesmas dan rumah sakit diperintahkan fokus menangani kasus DBD. Tidak boleh ada pasien DBD yang ditolak perawatannya. Petugas kesehatan disebar untuk melakukan pengasapan dan memantau pelaksanaan PSN.
Di RSUD dr Harjono, Ponorogo, pasien DBD membeludak. Mereka terpaksa dirawat di lorong-lorong RS karena kamar rawat inap penuh. Kapasitas ruang rawat inap 47 pasien, sedangkan pasien yang dirawat inap ada 57 orang. Setiap kali ada pasien pulang, penderita DBD lain berdatangan.
Sejak penetapan KLB, biaya pengobatan dan perawatan pasien DBD digratiskan dan ditanggung Pemerintah Kabupaten Ponorogo. PMI Ponorogo kewalahan memenuhi permintaan trombosit karena lonjakan jumlah pasien DBD.
Terus melonjak
Jumlah kasus DBD juga melonjak di Blitar dan Kediri. Di Blitar terdapat 200 kasus, dengan tiga orang meninggal, sedangkan di Kediri 296 kasus, dengan 12 orang meninggal.
Peningkatan kasus DBD juga terjadi di Magelang, Bekasi, dan Depok. Kasus di semua kota dan kabupaten di Jawa Barat sepanjang Januari 2019 sudah enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya. Jika Desember 2018 ada 336 kasus, pada Januari 2019 tercatat 2.204 kasus.
Menurut Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jabar Widyawati di Bandung, Rabu, kasus terbanyak di Kota Depok, 319 kasus, disusul Kota Cimahi (200), Kota Bandung (137), Kota Bogor (118), Kabupaten Sumedang (193), dan Kabupaten Bandung (236).
Di Papua dilaporkan ada 70 kasus DBD dari enam kabupaten sepanjang Januari 2019. Kasus berasal dari Biak Numfor (25), Boven Digoel (16), Merauke (14), Asmat (10), Nabire (3), dan Kota Jayapura (2). Ada dua kasus meninggal, semuanya dari Biak Numfor. Demikian Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan Dinkes Papua Aaron Rumainum, Rabu.
Semua dinas kesehatan di seluruh Indonesia terus mendorong PSN. Cara ini dinilai paling efektif memberantas nyamuk pembawa virus dengue meski pengasapan juga terus dilakukan.
Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Mulya Rahma Karyanti mengatakan, genangan air bersih menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini yang membawa virus dengue dan menularkan dari penderita DBD ke orang lain.