Kekerasan di Filipina selatan terus berlanjut. Setelah gereja di Jolo pada hari Minggu lalu, kini giliran masjid di Zamboanga menjadi sasaran pengeboman pada Rabu (30/1/2019) dini hari.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
MANILA, RABU— Kekerasan di Filipina selatan terus berlanjut. Setelah gereja di Jolo pada hari Minggu lalu, kini giliran masjid di Zamboanga menjadi sasaran pengeboman pada Rabu (30/1/2019) dini hari.
Ledakan bom menewaskan dua orang dan melukai empat orang lainnya. Para korban diketahui berasal dari Basilan dan provinsi lain di sekitarnya.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan, serangan itu sebagai cemoohan terhadap pemerintah. Serangan berturut-turut di tempat ibadah menunjukkan kekejaman teroris.
Meski ada rangkaian serangan, proses perdamaian di Filipina selatan dipastikan akan terus berjalan. "Upaya mengubah wajah Mindanao dan kondisi yang menekan warga akan terus maju, meski ada serangan teror," kata juru bicara Duterte, Salvador S Panelo.
Rangkaian kekerasan telah membuat citra Filipina selatan memburuk. Manila ingin mengubah itu, antara lain, lewat perbaikan ekonomi. Pengeboman masjid dan gereja dikhawatirkan mengganggu upaya itu.
Majelis Ulama Zamboanga menyebut pengeboman masjid sebagai perbuatan setan, tidak masuk akal, dan tidak berperikemanusiaan. Gubernur Mindanao Mujiv Hataman menyebut serangan pada gereja dan masjid sebagai bentuk tertinggi kepengecutan dan kekurangajaran. "Kita harus bersatu melawan teroris yang mencoba memecah belah kita, juga menghancurkan semua upaya yang kita bangun dan buat di masyarakat kita," ujarnya.
Kita harus bersatu melawan teroris yang mencoba memecah belah kita, juga menghancurkan semua upaya yang kita bangun di masyarakat kita.
Kepala Kepolisian Mindanao Inspektur Kepala Emmanuel Luis D Licup mengatakan, penyidik masih mencari tahu motif serangan dan identitas pelaku. Tidak tertutup kemungkinan, serangan dilakukan kelompok perorangan.
Diselidiki
Sementara pejabat militer Mindanao Kolonel Leonel M Nicolas menekankan serangan di masjid di Zamboanga bukan pembalasan atas pengeboman gereja di Jolo. Pengeboman masjid masih diselidiki.
Sebelumnya gereja di Jolo, pulau di selatan Zamboanga, dihantam serangan bom pada Minggu (27/1/2019) pagi. Saksi mata menyebut dua ledakan terjadi selama serangan. Salah satu pelaku meledakkan bom di dalam gereja. Sementara pelaku lain meledakkan bom di dekat gereja. Akibatnya, 21 orang tewas dan 100 orang lain cedera. Salah satu korban tewas belum teridentifikasi.
Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan di gereja. NIIS mengaku mengerahkan dua pengebom bunuh diri ke gereja itu.
Dalam lawatan ke lokasi peledakan, Duterte memerintahkan aparat menghancurkan milisi Abu Sayyaf. Kelompok itu sudah bersumpah setia pada NIIS. Selama bertahun-tahun, Abu Sayyaf berkali-kali melakukan kekerasan. Milisi Abu Sayyaf terlibat dalam serangan bersenjata, pengeboman, hingga penculikan bermotif permintaan tebusan. Di sekitar Sulu, diprediksi 400 milisi Abu Sayyaf menyandera korban penculikan yang merupakan warga sejumlah negara, termasuk dari Filipina.