Pusaran Kutub Membekukan AS hingga Minus 52 Derajat Celsius
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
WASHINGTON DC, KAMIS — Kota-kota di Amerika Serikat membeku akibat suhu turun puluhan derajat celsius di bawah nol. Suhu rendah itu dipicu oleh fenomena yang dikenal sebagai pusaran kutub (polar vortex).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika AS menyebut, suhu di Negara Bagian Dakota Utara dapat mencapai minus 32 derajat celsius. Sementara di Minnesota, suhu anjlok hingga ke minus 52 derajat celsius.
Suhu di Wisconsin, Illinois, dan Michigan juga tidak jauh berbeda dari kedua negara bagian itu. Gubernur tiga negara bagian menetapkan keadaan darurat akibat suhu dingin, Rabu (30/1/2019) waktu setempat.
BMKG AS juga memperkirakan suhu dapat terus turun. Warga diminta tetap berada di dalam ruangan. ”Puncak kebekuan ini sedang menghantam kita. Banyak rekor (suhu rendah) akan berganti,” kata prakirawan BMKG Maryland, Brian Hurley.
Bisnis transportasi juga terdampak suhu rendah. Sekitar 2.000 penerbangan dibatalkan. Perusahaan kereta api AS, Amtrak, juga membatalkan sejumlah perjalanan. Bahkan, US Post yang dikenal tak pernah menghentikan layanan dalam kondisi apa pun terpaksa menunda pengiriman di Iowa.
Bahkan, kota Chicago diprediksi lebih dingin dari Antartika di kutub selatan. Dinas pendidikan setempat meliburkan 360.000 pelajar agar mereka tetap di rumah masing-masing dan tidak perlu keluar ruangan. Dinas Pendidikan Detroit juga meliburkan sekolah karena cuaca dingin.
Pengelola Kebun Binatang Chicago juga mengumumkan penutupan taman itu. Selama 85 tahun beroperasi, sudah tiga kali Kebun Binatang Chicago ditutup gara-gara cuaca buruk atau suhu dingin. Kini, taman itu mengalami penutupan keempat. Penutupan terakhir pada Januari 1985 kala suhu Chicago tercatat minum 33 derajat celsius.
Pusaran kutub
Para pakar cuaca menyebut penurunan suhu dipicu oleh pusaran kutub. Fenomena itu bukan hal baru karena sudah beberapa kali melanda AS.
Prakirawan BMKG AS, Mark Chenard, mengatakan, pusaran kutub adalah aliran udara cepat yang biasanya bersirkulasi antara kutub selatan dan utara. Pusaran itu membuat suhu dingin tetap di sana. Jika kecepatan aliran itu berkurang, pola cuaca akan terdampak.
Perubahan kecepatan aliran pada pusaran kutub mengantarkan udara hangat ke Alaska, negara bagian AS dekat kutub utara, yang biasanya selalu dingin. Sementara Alaska menghangat, udara dingin dari negara bagian itu berembus ke bagian lain AS sehingga suhu turun. Chenard menyebut, perubahan pola pusaran tidak selalu terkait perubahan iklim dan pemanasan global.
Penurunan suhu di banyak negara bagian di AS mengundang komentar Presiden Donald Trump. ”Apa yang terjadi dengan pemanasan global? Tolong kembali, kami membutuhkanmu,” tulisnya di media sosial.
Pakar Kutub Utara di Lembaga Kajian Woods Hole, Jennifer Francis, mengatakan, pusaran kutub dan suhu dingin di AS mungkin memicu tudingan pemanasan global hanyalah pengibulan. Meski demikian, ia menyebut suhu dingin sudah sangat berlebihan.
Penelitian di kutub utara menunjukkan stratosfer di kutub utara berubah. Di saat yang sama, perubahan pada pola pusaran kutub terus meningkat.
”Kami menemukannya semakin kerap dan beberapa kajian menduga pencairan (es di kutub) dan pemanasan Arktik membuat gangguan ini lebih sering dibandingkan sebelumnya,” katanya. (AFP/REUTERS)