TANGERANG, KOMPAS — Warga perumahan Grand City dan Garden City di Gebang, Periuk, Tangerang, Banten, kembali dilanda banjir akibat luapan Kali Ledug setelah hujan deras pada Rabu (30/1/2019). Pemerintah mengkaji membangun tanggul untuk mencegah banjir. Untuk saat ini, pompa jadi andalan untuk mengalirkan air ke luar dari permukiman.
Menurut Feby (26), warga Grand City Blok G, tinggi banjir mencapai 80 sentimeter pada pagi hari di perumahannya di seberang Jembatan Total Persada.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Periuk Kamaludin Azizi mengatakan, rumah 42 keluarga di RW 022 dan 52 keluarga di RW 025 tergenang air. Kendati begitu, tidak ada satu pun warga mengungsi.
Kamaludin menambahkan, banjir akibat luapan Kali Ledug yang tak cukup menampung curah hujan tinggi. Posisi lahan perumahan yang lebih rendah daripada permukaan kali serta ketiadaan turap permanen mengakibatkan air sungai meluber. Turap dari karung-karung berisi tanah atau kisdam tak sanggup menahan luapan air.
Kendati begitu, genangan pada Rabu sore telah surut menjadi sekitar 40 cm. Banjir hanya terpusat di persimpangan Jembatan Total Persada. Sekitar 500 meter di sisi utara jembatan, perumahan Garden City di tepi timur Kali Ledug masih terendam.
Menurut Kamaludin, air luapan Kali Ledug dapat segera surut pada sore hari karena pompa air di Situ Bulakan dinyalakan. ”Kali Ledug ini bermuara di Kali Cirarap, tapi ditampung dulu di Situ Bulakan. Banjirnya cepat surut soalnya pompa di Situ Bulakan dinyalakan mindahin air ke Kali Cirarap,” katanya.
Sebelumnya, wilayah ini dilanda banjir pada Jumat (25/1/2019). Saat itu, tinggi air 30-40 cm. Banjir di kawasan Total Persada ini rutin nyaris setiap tahun.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang belum menganggarkan pembuatan turap permanen pada 2019.
”Kisdam nanti akan ditinggikan. Sudah dibuat juga pintu-pintu air di gorong-gorong kali. Kami akan buat dua rumah pompa di sepanjang Jalan Villa Tangerang Indah seperti di Perumahan Total Persada. Jalan dan jembatan akan ditinggikan supaya akses masyarakat tidak terputus,” katanya menjelaskan antisipasi jangka pendek.
16 titik banjir
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat banjir terjadi di 16 kelurahan di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur, kemarin.
Banjir di Jakarta Utara tersebar di empat kecamatan, yaitu Penjaringan, Cilincing, Koja, dan Tanjung Priok. Pada Rabu sore, banjir hanya tersisa di Kelurahan Pluit setinggi 10-15 cm.
Banjir cukup parah sempat melanda Kelurahan Semper Timur dengan kedalaman sekitar 30 cm pada pagi hari, lalu surut sekitar pukul 13.00.
Hingga Rabu sore, titik banjir terbanyak terdapat di Jakarta Barat, yaitu tiga RT di RW 005 Kelurahan Kedaung Kali Angke dan 11 RT di empat RW di Kelurahan Jelambar Baru, Grogol Petamburan. Tinggi banjir di tiga RT di RW 005 Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat, mencapai 40 cm sekitar pukul 07.46 pagi.
Hingga pukul 18.00, air masih menggenang tetapi mulai susut dengan kedalamam sekitar 15 cm. Hingga saat ini, DKI masih mengandalkan pompa stasioner dan pompa bergerak (mobile) yang disiagakan menghadapi banjir. Beberapa pompa stasioner yang rusak karena terlalu lama dioperasikan diganti dengan pompa bergerak yang disiagakan di lokasi rawan genangan.
Kepala Dinas Sumber Daya Air Teguh Hendarwan mengatakan, terdapat 19 titik rawan banjir di Jakarta sepekan terakhir. Sebagian terdapat di dekat proyek pengerjaan infrastruktur, seperti LRT, MRT, serta Jalan Tol Bekasi Cawang dan Kampung Melayu (Becakayu) dan enam jalan tol dalam kota.
Sebagian lainnya terjadi di bantaran kali serta pesisir Jakarta Utara. Sebagian titik banjir merupakan kawasan yang menurut aturan bukan untuk permukiman.