Usaha mikro, kecil, dan menengah masih menjadi penopang kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun ini, bank BUMN itu tetap fokus pada UMKM serta mendorong literasi dan inklusi keuangan.
Meski demikian, BRI belum berencana mengakuisisi bank mana pun tahun ini.
”Perseroan secara signifikan dan konsisten mencatatkan pertumbuhan positif yang berkelanjutan dan menjadikan sektor UMKM sebagai bisnis inti perseroan,” kata Direktur Utama Bank BRI Suprajarto dalam paparan kinerja di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
BRI membukukan laba bersih Rp 32,4 triliun pada 2018 atau tumbuh 11,6 persen secara tahunan. Perolehan laba antara lain didorong penyaluran kredit ke sektor UMKM.
Sampai dengan akhir 2018, BRI menyalurkan kredit Rp 843,6 triliun secara konsolidasi atau tumbuh 14,1 persen dalam setahun. Adapun dana pihak ketiga yang dihimpun Rp 944,3 triliun atau tumbuh 12,2 persen secara tahunan.
Per akhir 2018, aset BRI sebesar Rp 1.296,9 triliun.
Lebih lanjut Suprajarto menyampaikan, BRI akan meningkatkan porsi kredit ke segmen UMKM menjadi 80 persen dari total kredit. Pada akhir 2018, kredit UMKM yang disalurkan BRI Rp 645,7 triliun atau 76,5 persen dari total kredit.
"Hal ini sesuai strategi perseroan yang fokus memberdayakan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan. Caranya, dengan menyediakan akses permodalan terhadap pelaku UMKM," tambah Suprajarto.
BRI akan meningkatkan porsi kredit ke segmen UMKM menjadi 80 persen dari total kredit.
Tahun ini, Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit 10-12 persen, sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan 12-14 persen.
Berdasarkan data OJK, kredit perbankan per akhir Desember 2018 tumbuh 11,75 persen secara tahunan. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) gross industri perbankan 2,37 persen.
Perihal kredit usaha rakyat (KUR), BRI menyalurkan Rp 80,2 triliun sepanjang 2018. KUR itu disalurkan untuk 3,9 juta debitur.
Suprajarto menambahkan, BRI masih mengandalkan pertumbuhan secara organik. Dengan demikian, pertumbuhan secara anorganik, dengan mengakuisisi bank lain, belum ada dalam rencana bisnis bank pada tahun ini.
Namun, rencana membuat perusahaan induk BUMN di bidang keuangan masih terus berjalan.
OCBC NISP
Sementara itu, PT Bank OCBC NISP Tbk membukukan laba bersih Rp 2,6 triliun pada 2018 atau tumbuh 21 persen dalam setahun.
“Kinerja positif Bank OCBC NISP pada 2018 ini merupakan hasil penguatan model bisnis dan transformasi yang dilakukan secara konsisten di berbagai aspek," kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja dalam siaran pers.
Bank OCBC NISP membukukan aset Rp 173,6 triliun per akhir 2018. Adapun dana pihak ketiga per akhir Desember 2018 mencapai Rp 125,6 triliun atau tumbuh 11 persen secara tahunan. Kredit yang disalurkan Rp 117,8 triliun atau tumbuh 11 persen dalam setahun. (CAS/IDR)