JAKARTA, KOMPAS - Perkembangan usaha rintisan bidang teknologi di Indonesia dinilai berkembang pesat. Ada kecenderungan anak-anak muda memilih terjun jadi wirausahawan yang memberikan solusi digital di beragam sektor.
Vice President Strategy Digitaraya, Nicole Yap, di sela-sela diskusi "2019 Industry Insights: Exploring The Landscape of Indonesia\'s Digital Start Up Economy" di Jakarta, Rabu (30/1/2019), sesuai laporan "e27 Southeast Asia Start Up Ecosystem Report 2018", lebih dari 840 perusahaan rintisan bidang teknologi berkembang di Indonesia pada tahun 2018.
Kemunculan usaha rintisan bidang teknologi antara lain dipengaruhi oleh tren kewirausahaan di Indonesia. Berdasarkan riset internal Digitaraya, 70 persen anak muda sekarang memilih terjun menjadi wirausaha, khususnya pengusaha solusi teknologi digital untuk beragam sektor industri.
"Negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sudah dipandang sebagai bagian penting dalam rantai pasok global. Investor asing yang mau menyuntikkan pendanaan melihat usaha rintisan mana yang memiliki solusi bagi sektor-sektor industri terkait rantai pasok global, seperti jasa kesehatan, manufaktur, dan makanan," ujar dia.
Menurut Nicole, 46 perusahaan diantara 840 perusahaan rintisan yang disebut dalam laporan itu berasal dari beragam sektor industri dan menerima suntikan dan 4 miliar dollar AS. Tak melulu dari sektor perdagangan secara elektronik (e-dagang), usaha-usaha itu berlatar belakang sektor industri teknologi finansial (tekfin), pendidikan, kesehatan, dan solusi teknologi untuk korporat.
Pada tahun ini, tren penyuntikan dana ke perusahaan rintisan bidang teknologi diprediksi semakin menyasar ke beragam sektor industri di rantai pasok global.
Negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sudah dipandang sebagai bagian penting dalam rantai pasok global.
Client Development Director and Chief Executive, Digital Capability Center, McKinsey Singapura, Jonathan Ng menambahkan, pelaku sektor industri tengah bersiap mengimplementasikan revolusi industri 4.0. Revolusi ini, menurut McKinsey, terdiri dari empat dimensi, yaitu kekuatan komputasi dan konektivitas, analisa dan kecerdasan buatan, interaksi mesin-manusia, serta metode produksi yang maju.
Sejumlah korporasi mulai melakukan transformasi. "Dari sisi teknologilah, perusahaan rintisan bisa ambil peluang, misalnya menciptakan solusi-solusi yang dibutuhkan korporasi agar sukses bertransformasi," kata dia.
Menurut Head of Research UBS Indonesia, Joshua Tanja, sejumlah korporasi di Indonesia kini lebih terbuka berkolaborasi dengan perusahaan rintisan bidang teknologi. "Korporasi memperluas saluran distribusi digital. Mereka juga menerapkan strategi terus menciptakan produk atau jasa baru. Di sini perusahaan rintisan bisa ambil peluang," ujarnya.