Airku Produksi PDAM Kulon Progo Dipasarkan Lewat Jaringan Alfamart
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
WATES, KOMPAS — Kolaborasi antara pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat menjadi salah satu cara yang ditempuh dalam melakukan pemerataan ekonomi. Pemerintah daerah berperan menghubungkan kelompok usaha kecil dengan pihak swasta yang sudah memiliki pasar lebih besar. Salah satu wujud konkretnya, air minum merek Airku produksi Perusahaan Daerah Air Minum Kulon Progo dipasarkan melalui jaringan ritel Alfamart.
”Pemodal kita rangkul, rakyat dengan warung dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) kita ajak. Kemudian, kami kerjasamakan. Ini namanya ekonomi Pancasila. Namanya kerja sama, bukan persaingan,” kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (31/1/2019).
Hasto menjelaskan, bentuk kerja sama itu terlihat dari program bernama Toko Milik Rakyat (Tomira) yang menggandeng minimarket agar berjejaring dengan UMKM di Kulon Progo. Dalam nama ”Tomira”, minimarket itu tidak dimiliki oleh perseorangan, tetapi koperasi di daerah itu.
”Tomira ini sifatnya mandiri karena dimiliki oleh koperasi-koperasi yang ada di Kulon Progo. Maka, kami selalu berusaha agar ini bisa bersinergi dengan pihak swasta,” kata Hasto.
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. Dalam peraturan itu, minimarket, yang dikategorikan sebagai toko modern, diharuskan menjalin kemitraan dengan UMKM dan koperasi. Tomira memenuhi itu karena produk UMKM lokal juga turut dipasarkan di toko itu, dan tidak sekadar bermitra dengan koperasi setempat saja.
Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Solihin mengungkapkan, pihaknya sebagai salah satu pengelola waralaba berjejaring, usaha kecil memang harus dirangkul agar bisa mengembangkan usahanya. Itu sebagai upaya memajukan ekonomi bersama antara perusahaan yang lebih besar dan kelompok usaha kecil. PT Sumber Alfaria merupakan perusahaan yang mempunyai toko ritel berjumlah ribuan dengan nama Alfamart.
”Perusahaan besar harus bisa merangkul yang kecil agar bisa memberikan manfaat atas kehadirannya. Keberpihakan terhadap UMKM itu sangat diperlukan. Ini menjadi penting karena perusahaan tidak bisa berdiri sendiri tetapi merangkul dan dimiliki juga oleh masyarakat,” kata Solihin.
Solihin menyampaikan, pihaknya telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo selama lebih kurang empat tahun. Kini, ia mulai mencoba untuk memasarkan lebih luas salah satu produk lokal andalan dari kabupaten tersebut lewat toko waralaba berjejaring yang dikelolanya. Produk andalan tersebut adalah Airku, yaitu air minum kemasan yang diproduksi oleh PDAM Tirta Binangun Kulon Progo.
”Kerja sama ini saling menguntungkan. Kami merasakan dari hari ke hari ada manfaat yang didapatkan. Sekarang, kami akan langsung mengembangkan jaringan distribusi Airku agar bisa lebih luas lagi. Bukan tidak mungkin, produk itu nanti ada di waralaba cabang milik kami (Alfamart) di daerah selain Kulon Progo,” kata Solihin.
Direktur PDAM Tirta Binangun Kulon Progo Jumantoro menyatakan, saat ini pasar utama dari produk Airku memang masih terbatas di Kulon Progo saja. Ia mengharapkan, pendistribusian lewat waralaba berjejaring itu bisa membuat produk tersebut dapat dikenal lebih luas lagi.
”Ini menjadi hal baik bagi kami. Produk ini bisa dikenal lebih luas lagi. Tetapi, memang fokus kami baru di Kulon Progo saja,” kata Jumantoro.
Sementara itu, Hasto menyampaikan, meluasnya pendistribusian produk tersebut dapat meningkatkan pendapatan dari BUMD pengelolanya. Praktis, keuntungan dari BUMD akan masuk ke daerah yang nanti bisa dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk lain.
”Produk rakyat (Airku) ini bisa meluas. Ini produk dari BUMD. Nanti jika keuntungan bertambah, uangnya bisa kembali lagi ke rakyat dalam bentuk lain lagi,” ujar Hasto.
Kerja sama ini saling menguntungkan. Kami merasakan dari hari ke hari ada manfaat yang didapatkan. Sekarang, kami akan langsung mengembangkan jaringan distribusi Airku agar bisa lebih luas lagi. Bukan tidak mungkin, produk itu nanti ada di waralaba cabang milik kami (Alfamart) di daerah selain Kulon Progo.
Catatan Tomira
Tomira, singkatan dari toko milik rakyat, menjadi solusi karena syarat yang ditawarkan lebih mudah. Produk milik rakyat di sekitar toko bisa dipajang asal dikemas rapi, memiliki tanggal kedaluwarsa, dan memiliki izin pangan industri rumah tangga (PIRT).
Tomira adalah bagian dari program Bela Beli Kulon Progo yang digencarkan Bupati Kulon Progo 2011-2016 Hasto Wardoyo yang kembali terpilih menjadi bupati periode 2017-2022. Inti program ini mengajak masyarakat Kulon Progo untuk menguasai pasar lokal dan memenuhi kebutuhan secara mandiri dengan produk hasil sendiri.
Dengan semangat ini, toko modern berjejaring pun diupayakan dikuasai masyarakat lokal lewat koperasi. Nama toko diubah jadi Tomira.
Sejak 2014, dari 20 toko jejaring modern, 9 menjadi Tomira, 2 toko tutup, 3 dimiliki perseorangan, dan 6 dalam proses jadi Tomira.
Upaya untuk membela warga Kulon Progo juga dilakukan dengan kebijakan lain, seperti mewajibkan pegawai negeri sipil (PNS) membeli 10 kg beras dari petani per bulan. Beras itu dikemas dengan label beras PNS. Harganya Rp 7.300 per kg.