Curah Hujan Masih Tinggi, Waspada Banjir dan Longsor
Oleh
M Fajar Marta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Bencana banjir dan longsor terjadi di beberapa wilayah. Masyarakat diimbau waspada, mengingat curah hujan tinggi diperkirakan masih terjadi di sepanjang bulan Februari.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, terjadi longsor di Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting dan Kelurahan Tikalabaru Kecamatan Tilaka Kota Manado Sulawesi Utara pada Jumat (1/2/2019) pukul 08.00 WITA.
“Kondisi tanah labil ditambah hujan deras mengakibatkan terjadi longsor. Ada 2 orang meninggal dunia dan beberapa rumah rusak berat. Saat ini pendataan masih terus dilakukan BPBD Kota Manado,” kata Sutopo ketika dihubungi di Jakarta.
Selain itu, terjadi banjir di empat perumahan di Surabaya pada Kamis (31/1) akibat hujan deras yang berlangsung selama 3 jam. Satu pelajar kelas 1 SMP meninggal dunia akibat terseret arus banjir dan masuk ke gorong-gorong.
Siaga
BNPB mencatat, selama bulan Januari 2019, telah terjadi 366 bencana. Hal itu mengakibatkan 94 orang meninggal dan hilang, 149 orang luka-luka, 88.613 orang mengungsi dan terdampak, 4.013 unit rumah rusak, dan 146 fasilitas umum rusak. Lebih dari 98 persen bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor.
BNPB mencatat, selama bulan Januari 2019, telah terjadi 366 bencana. Hal itu mengakibatkan 94 orang meninggal dan hilang, 149 orang luka-luka
Bencana banjir dan longsor yang melanda 13 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan merupakan yang terbesar. Hingga Jumat (1/2) tercatat 79 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, 46 orang luka-luka,dan 9.429 orang mengungsi.
Sutopo mengatakan, masyarakat diimbau selalu membaca kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal. Longsor kerap terjadi di perbukitan atau lereng dengan tanda awal retakan tanah, timbulnya amblesan, munculnya mata air di lereng, atau air sumur yang tiba-tiba keruh. Masyarakat diimbau segera mengungsi jika sudah ada tanda awal itu.
“Saat terjadi banjir, masyarakat sebaiknya berpindah ke tempat yang lebih tinggi. Jauhkan anak-anak dari arus air,” kata Sutopo.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memprediksi curah hujan tinggi masih berpeluang terjadi. Pada bulan Februari, curah hujan tinggi berpeluang terjadi di Sebagian Aceh, Bengkulu, Lampung, Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim, Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG Indra Gustari mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan status El Nino Southern Oscillation (ENSO) lemah dan status Indian Ocean Dipole (IOD) netral. Hal tersebut tidak signifikan mengurangi pembentukan awan hujan.
“Dari data historis memperlihatkan bahwa El Nino dengan kriteria lemah yang terjadi bersamaan dengan puncak monsun Asia (Desember-Januari-Februari) justru akan menyebabkan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia lebih tinggi dibandingkan normalnya,” kata Indra.
Khusus pada awal Februari ini terdapat variasi spasial curah hujan yang disebabkan penjalaran massa udara skala besar di tropis arah timur. Hal ini menyebabkan penambahan dan pengurangan curah hujan di daerah yang dilaluinya.