Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta menjadi wilayah dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia. Dalam Pemilu 2019, jumlah pemilih di ketiga kabupaten yang masuk Daerah Pemilihan atau Dapil Jawa Barat VII itu mencapai 4,4 juta orang. Padahal, jumlah pemilih di seluruh dapil rata-rata 2,4 juta orang.
Di dapil dengan pemilih terbesar ini diperebutkan 10 kursi DPR. Artinya, setiap kursi DPR rata-rata mewakili 441.061 pemilih, suatu jumlah populasi yang besar bagi 145 calon anggota legislatif yang ingin merebut kemenangan.
Meski jumlah pemilih besar, Dapil Jabar VII memiliki potensi tingkat partisipasi yang relatif rendah. Di Pemilu Legislatif 2014, misalnya, tercatat 73,04 persen pemilih menggunakan hak suara. Proporsi tersebut di bawah partisipasi pemilih nasional (75,11%). Jumlah itu semakin menurun jika dilihat dari tingkat partisipasi dalam Pemilu Presiden 2014 yang 71,50%.
Begitu pula, dalam kualitas sumber daya manusia. Sebagai gambaran, Indeks Pembangunan Manusia 2017 di dapil ini mencapai 70,36, relatif tidak berbeda dengan rata-rata nasional (69,88).
Dari sisi perekonomian, Dapil Jawa Barat VII tergolong makmur. Sumber ekonomi di seluruh kabupaten di wilayah ini bertitik tolak pada industri pengolahan. Total produk domestik regional bruto (PDRB) 2017 sebesar Rp 538,05 triliun, atau jika dirata-rata per penduduk, menjadi Rp 75,94 Juta.
Kecuali di Kabupaten Karawang (10,25%), angka kemiskinan di dapil ini relatif rendah. Kabupaten Bekasi mencatat angka kemiskinan sebesar 4,73 persen, ketiga terendah di Jawa Barat. Kesenjangan ekonomi masyarakatnya di bawah rata-rata Jawa Barat ataupun nasional.
Jumlah pemilih, rasio persaingan, dan kondisi sosio-ekonomi masyarakatnya menjadikan Dapil Jawa Barat VII sebagai medan pertempuran politik yang sengit dan menarik. (YOESEP BUDIANTO/LITBANG KOMPAS)