Pengembang Diminta Meningkatkan Kapasitas Saluran Air
Oleh
IQBAL BASYARI/AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Pemerintah Kota Surabaya meminta pengembang perumahan untuk meningkatkan kapasitas saluran air. Hal ini untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi agar tidak terjadi banjir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati, Jumat (1/2/2019) di Surabaya mengatakan, salah satu penyebab banjir di kawasan Surabaya barat adalah kapasitas volume saluran air yang kurang memadai. Hal itu mengakibatkan aliran air hujan menggenang dan tidak tertampung di saluran.
Pemkot Surabaya sudah pernah melakukan analisa kawasan dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. “Hasilnya, kapasitas saluran air di wilayah tersebut sangat kurang. Kami sudah meminta pengembang untuk meningkatkan saluran air namun belum dilaksanakan,” ucapnya.
Saluran air yang diminta adalah sama dengan saluran air di jalan-jalan Kota Surabaya. Gorong-gorong minimal berukuran 4 meter persegi agar mampu mengalirkan air hujan. “Waduk di daerah Surabaya barat juga masih kurang, nanti akan ditambah,” kata Erna.
Jika saluran air tidak segera diperbesar, dikhawatirkan banjir tetap mengancam warga yang tinggal di kawasan Surabaya Barat. Seperti halnya pada Kamis (31/1/2019) banjir setinggi 50 sentimeter hingga 70 sentimeter melanda kawasan yang banyak berdiri perumahan elit usai hujan deras selama dua jam.
Banjir setinggi 50-70 sentimeter melanda perumahan Citraland, Pakuwon dan permukiman di Kelurahan Banjar Sugihan. Kawasan G-walk Citraland berupa cekungan, sehingga ketika debit air hujan tinggi di wilayah Surabaya barat, maka air otomatis mengalir ke daerah cekungan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Kepala Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, banjir mengakibatkan seorang anak bernama Daniel Marda Richard Calvin (13) meninggal dunia. Dia terpeleset ke gorong-gorong saat bermain ketika air hujan meluap hingga jalan dan menutup saluran air.
“Korban sempat diselamatkan kakaknya, namun tidak tertolong. Korban ditemukan oleh Tim SAR sekitar 500 meter dari lokasi,” ujar Eddy.
Melebihiperhitungan
Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Jatim Danny Wahid mengatakan, pengembang perumahan biasanya sudah memperhitungkan kapasitas saluran air. Namun bisa saja kapasitas yang dibuat kurang dari kebutuhan karena debit air hujan sangat tinggi dan melebihi perhitungan.
"Kawasan Citraland berbentuk cekungan, seharusnya pengembang sudah membuat saluran air yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak banjir," ucapnya.
Jika ternyata masih terjadi banjir, kata Danny, pembenahan infrastruktur menjadi tanggung jawab pemilik. Dalam hal ini, jika infrastruktur sudah diserahkan kepada Pemkot Surabaya, kewajiban untuk membenahi saluran air berada di pemerintah. Namun jika belum diserahterimakan, kewajiban itu berada di tangan pengembang. Dalam satu kawasan perumahan, infrastruktur rata-rata mencakup 60 persen dari kawasan.
"Biasanya setelah proyek selesai langsung diserah terimakan kepada pemkot. Jika belum, biasanya kawasan itu belum selesai dibangun," ungkap Danny.
Sementara hujan deras mengguyur Surabaya sejak siang hingga malam mengakibatkan banjir kian meluas di wilayah Surabaya barat. Hujan dengan intesitas tinggi memicu meluapnya Kali Sememi sehingga banjir di permikimaman warga menacapai ketinggian 30 sentimeter.
"Hujan terlalu deras dan sungai meluap sehingga banjir tidak bisa dihindari. Apalagi dua hari terakhir hujan nyaris tiada henti, " kata Wagiono (45) warga Benowo.
Sedangmembenahi
City Manager Citraland Surabaya Nada Putri P mengatakan, pengembang sedang membenahi kawasan-kawasan terdampak banjir kemarin, di antaranya pembersihan inlet dan jalan. Mereka juga siap untuk menyediakan tenaga kerja untuk membersihkan sisa banjir bagi penghuni perumahan yang rumah kebanjiran.
“Pengembang sedang melakukan pelebaran saluran air di area GWalk dan membangun tampungan air di beberapa titik untuk penampungan sementara air yang ada didalam kawasan Citraland,” katanya.
Saat banjir kemarin menggenangi sekitar 20 rumah dengan ketinggian hingga 60 centimeter. Namun dalam waktu dua jam, air sudah surut. Tidak ada lagi air yang menggenangi jalan dan kawasan perumahan.
Dalam catatan pengembang, curah hujan yang terjadi di kawasan Citraland kemarin amat besar, yakni 148 milimeter (mm), lebih tinggi daripada rata-rata di Surabaya sebesar 136 mm.
"Kami terus melakukan evaluasi drainase dengan menggunakan konsultan dan tenaga ahli drainase untuk mengatasi masalah banjir dan mengintegrasikannya dengan saluran air milik Pemkot Surabaya,” ujar Nada.