KONI Pusat dan PB PON Papua masih berbeda pendapat soal jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan pada PON Papua 2020.
JAKARTA, KOMPAS--Kurang dari dua tahun penyelenggaraan PON Papua 2020, jumlah cabang olahraga pada pesta olahraga nasional itu belum disepakati. KONI Pusat bersikukuh mempertandingkan 50 cabang dengan 774 nomor pertandingan. Adapun PB PON Papua hanya ingin 45 cabang.
Keputusan berlarut itu akan berdampak bagi peserta ataupun penyelenggara. Peserta PON kesulitan memastikan jumlah atlet dan besaran anggaran yang harus disiapkan, sedangkan penyelenggara belum bisa memastikan jadwal kualifikasi atau kejuaraan nasional pra-PON. Padahal, kualifikasi sudah harus dilaksanakan setahun sebelum PON 2020, yang dijadwalkan pada September 2020.
Wakil Ketua I KONI Pusat Suwarno, Kamis (31/1/2019), di Jakarta, mengatakan, KONI Pusat berpatokan pada hasil rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo mengenai pembahasan nomor pertandingan PON 2020 pada 2017 lalu. Dari rapat tersebut disepakati 50 cabang. Hal itu sudah dituangkan dalam Surat Keputusan KONI Nomor 72 Tahun 2017.
Menurut Suwarno, jumlah nomor itu sudah memenuhi permintaan Papua sebagai penyelenggara yang ingin menjadi tuan rumah berprestasi dan keinginan cabang membina sejak dari skala PON. Jumlah cabang yang diputuskan memang lebih besar daripada PON Jawa Barat 2016, yakni 44 cabang.
KONI menyadari ada penolakan dari PB PON Papua yang hanya menginginkan 45 cabang olahraga. Lima cabang yang ditolak adalah arung jeram, bola tangan, boling, bola keranjang (korfball), dan panjat tebing. Alasan utama tuan rumah adalah terbatasnya anggaran untuk menyiapkan arena bagi lima cabang tersebut.
Namun, Suwarno mengatakan, Papua seharusnya bisa membangun arena tersebut karena hanya boling yang butuh biaya mahal. PB PON juga didorong bekerja sama dengan pihak swasta, seperti PT Freeport yang sudah banyak membantu.
”Papua sudah banyak dibantu pemerintah pusat untuk membangun arena. Kami juga akan membatasi jumlah atlet yang berpartisipasi pada PON Papua, yakni dari sekitar 9.000 atlet pada PON 2018 menjadi hanya sekitar 7.400 atlet pada PON 2020 nanti,” katanya.
Apabila kelima cabang itu tidak dipertandingkan, pembinaan atlet di cabang tersebut akan merugi. Menurut Suwarno, boling adalah nomor rutin pada SEA Games dan Asian Games. Bola tangan adalah cabang Olimpiade, sedangkan panjat tebing menyumbangkan tiga emas untuk Indonesia pada Asian Games 2018.
Harap memaklumi
KONI Papua berkeras mengurangi jumlah cabang yang dipertandingkan. Wakil Sekretaris KONI Papua Rahmat Marimbun menegaskan, jumlah 50 cabang dan 774 nomor pertandingan itu sangat banyak. Mereka tidak mungkin menyiapkan kebutuhan teknis untuk itu. Anggaran di Papua sangat terbatas. ”Paling ideal, kami bisa menggelar 45 cabang dengan nomor pertandingan kurang dari 774,” katanya.
Pertimbangan lain adalah Papua tak punya potensi prestasi di lima cabang itu. Tidak ada atlet bahkan pengurus organisasi lima cabang itu di Papua. ”Kami tidak mungkin hanya menjadi penonton saja,” kata Hengki Sawaki dari Bidang Hukum KONI Papua.
KONI Papua berharap KONI Pusat memaklumi hal tersebut dan berharap ada keputusan yang diterima semua pihak dalam waktu dekat. ”Kami harap segera ada keputusan bijak. Lagi pula, kami juga harus siap-siap mengatur pra-PON. Sebab, para peserta lain juga terus bertanya-tanya. Mereka juga butuh kepastian untuk menyiapkan atlet dan anggarannya,” tegas Rahmat.