Antisipasi KLB DBD, Jaksel Gencarkan Program Jumantik Mandiri
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengimbau kepada seluruh warga Jakarta Selatan untuk mengaktifkan kegiatan jumantik mandiri. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengingat kasus wilayah di Jakarta Selatan paling tinggi se-DKI.
Marullah mengatakan, kegiatan Jumantik Mandiri seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) tidak hanya dilakukan untuk mencegah DBD tetapi juga supaya warga lebih peka terhadap kebersihan lingkungan rumahnya. Warga diminta lebih aktif dan tidak hanya mengandalkan kinerja tim jumantik kelurahan. Paling tidak warga selalu mengecek tempat penyimpanan air dan menggalakkan program 3 M yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
”Berulang kali saya mengingatkan kepada seluruh warga Jakarta Selatan, khususnya yang pada hari ini melaksanakan PSN, untuk saling mengingatkan satu sama lain melakukan Jumantik Mandiri di rumah dan lingkungan RT atau RW masing-masing. Kita harus berusaha semaksimal mungkin mencegah penyakitnya," ujar Marullah, saat dikonfirmasi Sabtu (2/2/2019).
Pada Jumat (1/2/2019), Wali Kota ikut terjun dalam kegiatan PSN di RT 011/RW 015. Wali Kota dan tim mengecek sebanyak 160 rumah bersama para kader jumantik kelurahan. Mereka memastikan tidak ada jentik-jentik nyamuk di rumah tersebut. Selain di Menteng Dalam, kegiatan serupa juga dilakukan di Pesanggrahan, dan Cilandak, Jakarta Selatan.
Lurah Menteng Dalam Rahmat Mulyadi menambahkan dari pengecekan kemarin, ada sebanyak 13 lokasi yang terdeteksi sebagai sarang jentik nyamuk seperti paea gelas plastik bekas minum di pekarangan rumah, ban mobil mainan yang dibiarkan terkena air hujan dan ditinggalkan lama, tempat tadah air dispenser, baskom, bak mandi, dan kolam ikan.
Tempat-tempat tersebut adalah tempat yang jarang diperhatikan dan dibersihkan oleh warga. Ia meminta sebagai langkah antisipasi terhadap munculnya kasus DBD, warga lebih aktif memperhatikan lingkungan sekitarnya.
"Sebagai langkah antisipasi puncak kasus DBD, aktivitas Jumantik Mandiri digencarkan setiap hari, dan bubuk pembasmi jentik nyamuk diberikan kepada warga yang memiliki penampungan air. Selain itu, kita juga mengadakan kerja bakti setiap Sabtu dan Minggu guna menjaga kebersihan lingkungan," tuturnya.
Di kelurahan lain yaitu Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, juga sudah mulai menggencarkan kader Jumantik Mandiri guna memberantas sarang nyamuk dan meminimalisir adanya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Lurah Lenteng Agung Satia mengatakan, pihaknya telah memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar mereka dapat menjadi kader Jumantik Mandiri.
Satia meminta kepada seluruh warga untuk wajib berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan menjadi jumantik bagi diri sendiri. Kader Jumantik Mandiri juga diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan di antaranya melipat baju yang selesai dijemur agar tidak banyak nyamuk yang bersarang, membuat opitrap, dan menaburkan bubuk pembasmi jentik nyamuk bagi yang memiliki penampungan air.
"Opitrap merupakan jebakan nyamuk yang terbuat dari barang bekas pakai seperti toples, botol minum plastik, dan lainnya, yang ditutup menggunakan kain kasa kemudian dimasukkan ke dalam air tampungan yang diletakkan di tempat lembab. Nantinya, nyamuk-nyamuk yang bertelur dan menjadi jentik dibuang ke permukaan tanah yang kering," terang Satia.
Satia menambahkan, penyuluhan Kader Jumantik Mandiri tidak hanya diberikan bagi masyarakat saja, namun juga di sekolah sekitar yang berada di lingkup Kelurahan Lenteng Agung.
Kunjungan penyuluhan ke sekolah-sekolah juga digencarkan dengan membentuk kader jumantik di beberapa Sekolah Dasar. Hal ini dilakukan adalah untuk mengkampanyekan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, dan memahami langkah-langkah yang tepat mencegah sekaligus memerangi berkembangnya nyamuk demam berdarah.
Selama kegiatan jumantik mandiri dilakukan, di Kelurahan Lenteng Agung sudah ditemukan 10 lokasi jentik nyamuk yang berada di empat RW. Sarang nyamuk itu di antaranya ada di RW 002, RW 003, RW 004, dan sebuah tempat pemakaman umum.
Sebelumnya disebutkan, Jakarta dinyatakan waspada kejadian luar biasa demam berdarah dengue. Per 27 Januari 2019, jumlah kasus DBD mencapai 613 kasus atau bertambah 146 kasus dalam empat hari. Jika dirata-rata, 22 orang terjangkit DBD dalam sehari.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi ada di Jakarta Selatan dengan 231 kasus, Jakarta Timur (169), Jakarta Barat (153), Jakarta Utara (37), dan Jakarta Pusat (23). Lima kecamatan dengan tingkat kejadian (insiden rate) tertinggi adalah Jagakarsa, Kalideres, Kebayoran Baru, Pasar Rebo, dan Cipayung.
Untuk meningkatkan antisipasi, Dinas Kesehatan DKI menyatakan, status waspada kejadian luar biasa (KLB) DBD untuk DKI Jakarta dengan fokus pada lima kecamatan dengan tingkat kejadian tertinggi, (Kompas, 29 Januari 2019).