JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong ekspor langsung dari sentra produksi perikanan di wilayah timur Indonesia. Logistik perikanan untuk ekspor tengah dijajaki dengan membangun hub ekspor ikan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo, di Jakarta, Jumat (1/2/2019), menyatakan, rencana mendorong hub untuk ekspor di Makassar perlu ditopang armada pelayaran ekspor dengan kontainer berpendingin untuk mengangkut ikan.
Ia menambahkan, produk beku seperti ikan dan udang beku membutuhkan kontainer berpendingin. Adapun untuk produk ikan hidup dan segar dapat memanfaatkan jasa pesawat kargo. ”Kalau bisa, hub-nya untuk ekspor ikan dengan kontainer akan sangat bagus,” ujar Budhi.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendy Hadijanto mengemukakan, pemerintah kini mengembangkan logistik ekspor langsung dari sentra produksi perikanan di kawasan timur Indonesia. Pengembangan logistik perikanan untuk ekspor tengah dijajaki di Makassar.
Pihaknya tengah menjajaki maskapai kargo untuk mengangkut ikan langsung dari Makassar ke negara tujuan ekspor, seperti China dan Jepang. ”Arahnya, ekspor perikanan dapat dilakukan langsung dari Makassar ke negara tujuan ekspor sehingga menekan biaya logistik,” ucapnya.
Ekspor perikanan Indonesia tahun 2018 berkisar 4,9 miliar dollar AS atau sedikit di bawah target 5 miliar dollar AS. Dari data KKP, realisasi investasi di sektor perikanan pada Januari-September tahun 2018 mencapai Rp 3,4 triliun. Dari jumlah itu, 32 persen berasal dari investasi asing, 10 persen dalam negeri, dan 58 persen kredit investasi.
Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo mengatakan, ekspor perikanan pada masa lalu identik dengan pasokan dari kapal-kapal berukuran besar. Saat ini, kondisi berbalik. Kapal-kapal nelayan kecil bisa mendapatkan ikan lebih banyak untuk diekspor.
Di sisi lain, pemerintah mendorong peluang ini untuk memperkuat sistem rantai dingin. Ikan sudah banyak, nelayan sudah banyak menangkap ikan, tetapi saat didaratkan, infrastruktur masih perlu diperbaiki. ”Kita harus menjaga kualitas ikan tetap baik. Ini adalah peluang untuk investasi di sistem rantai dingin,” kata Nilanto.