Siswa Kejuruan Dilibatkan Merehabilitasi Gedung Sekolah
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·3 menit baca
JENEPONTO, KOMPAS — Puluhan siswa sekolah menengah kejuruan dari Kota Makassar dan Kabupaten Gowa ikut membantu proses rehabilitasi gedung sekolah yang terkena banjir di Kabupaten Jeneponto dan wilayah lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Keterlibatan itu sebagai wujud kepedulian dan respons atas masalah sosial, yang penanganannya dapat mereka lakukan sesuai disiplin ilmu.
Pada Sabtu (2/2/2019), mereka memulai proses rehabilitasi di SMK Negeri 1 Jeneponto dan SMA Negeri 1 Jeneponto. Sesuai bidang keilmuan, mereka dibagi ke dalam dua kelompok, yakni perbaikan bangunan dan rehabilitasi jaringan listrik. Sekolah yang terlibat adalah SMK Negeri 4 Gowa, SMK Negeri 2 Makassar, SMK Negeri 3 Makassar, SMK Negeri 5 Makassar, dan SMK Negeri 10 Makassar.
Pada 22 Januari lalu, daerah itu dilanda banjir akibat luapan Sungai Kelara. Ketinggian air di dua sekolah itu mencapai 2 meter. Sejumlah rumah warga juga terendam, bahkan ada yang hanyut. Kondisi tersebut juga terjadi di beberapa kabupaten/kota yang lain di Sulsel. Pemprov Sulsel menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak 22 Januari lalu.
Kerusakan yang terjadi di kedua sekolah itu hampir sama. Lumpur menggenangi ruang kelas di lantai dan dinding. Perpustakaan dan laboratorium tidak luput. Ratusan eksemplar buku dan puluhan unit komputer tidak dapat digunakan lagi. Di SMK Negeri 1 Jeneponto terdapat 957 siswa dan SMA Negeri 1 Jeneponto sebanyak 892 siswa.
Didampingi guru-guru, para siswa membawa bahan dari Makassar dan Gowa yang berjarak 60-70 kilometer dari lokasi bencana itu. Pengadaan bahan-bahan dibeli Musyawarah Kelompok Kerja Kepala Sekolah SMA/SMK di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.
”Ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk terlibat dalam kegiatan sosial, terutama berhubungan dengan jurusan mereka. Mereka diajarkan bahwa seperti inilah kondisi yang akan ditemui di masyarakat setelah tamat nanti,” kata Ketua Musyawarah Kelompok Kerja Kepala Sekolah SMA/SMK Kabupaten Gowa Muhammad Yusuf.
Ia mengatakan, pelibatan siswa SMK itu diambil juga lantaran proses rehabilitasi diperkirakan memerlukan waktu yang lama. Bencana banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah daerah di Sulsel dengan dampak yang cukup parah. Proses rehabilitasi pun baru akan dimulai setelah masa tanggap darurat berakhir pada 4 Februari 2019.
Sementara itu, kegiatan belajar mengajar mendesak harus dilaksanakan, terutama siswa kelas akhir, yakni kelas XII, yang sebentar lagi akan mengikuti ujan nasional. Ujian sekolah berbasis nasional untuk SMK akan berlangsung mulai 11 Maret, sementara ujian nasional berbasis komputer untuk SMA akan dimulai pada 1 April.
Wahyu, siswa kelas XII Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri 3 Gowa, merasa senang terlibat dalam kegiatan sosial tersebut. Inilah kegiatan rehabilitasi pascabencana yang pertama kali dia ikuti. Setelah di Jeneponto, mereka akan bergeser ke Gowa. ”Kami senang sekali. Ini kesempatan kami berbakti bagi masyarakat,” katanya.
Pencarian di Pattiro
Sementara itu, proses pencarian korban longsor di Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, masih berlangsung. Hingga Sabtu, 20 orang sudah ditemukan. Artinya, masih tersisa satu korban lagi yang tertimbun.
Perwira Seksi Operasi Komando Distrik Militer 1409/Gowa Kapten (Arm) Mahyiddin mengatakan, sambil pencarian, beberapa alat berat sudah dikerahkan untuk membuka jalur di Jalan Poros Bungaya yang masih terisolasi. Sepanjang rute itu terdapat 20 titik yang terisolasi.