Area PT Pertamina EP Indramayu Terbakar, Pengumpulan Minyak Berlanjut
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — PT Pertamina Exploration Production (EP) Asset 3 masih menelusuri penyebab terbakarnya area sekitar boiler stasiun pengumpul utama di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (4/2/2019) siang. Namun, kebakaran tersebut tidak mengganggu pengumpulan minyak mentah.
Kebakaran terjadi pada Senin pukul 09.40 dan dapat dipadamkan pukul 10.15 dengan bantuan dua dari enam mobil pemadam kebakaran. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, warga sempat diimbau menjauh dari wilayah PT Pertamina EP. Lokasi kebakaran berada di sekitar area stasiun pengumpul utama. Boiler merupakan alat untuk memanaskan air sebelum memproduksi minyak.
Sesuai pantauan Kompas, Senin siang, anggota Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Kepolisian Resor Indramayu masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Petugas memasang garis polisi di sejumlah alat produksi. Wartawan dilarang memasuki lokasi kebakaran karena petugas masih melakukan penyelidikan.
Kepala Polres Indramayu Ajun Komisaris Besar Yoris Marzuki mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut melalui tim Inafis. Pihaknya juga akan memeriksa sejumlah saksi.
”Kami masih menginvestigasi penyebab terbakarnya area boiler,” ujar Asisten Manajer Public Relation PT Pertamina Asset 3 Rizky Vistiari saat ditemui di lokasi.
Menurut dia, api sempat merambat ke daerah parit sekitar boiler. Namun, Rizky belum mengetahui, apakah ada minyak mentah yang tumpah di sekitar lokasi kebakaran.
Stasiun pengumpul yang merupakan obyek vital nasional tersebut dikelilingi tembok dan gerbang besar di pintu utama. Stasiun itu hanya terpisah jalan raya dengan permukiman warga dan sekitar 300 meter dari kilang elpiji.
Di stasiun pengumpul utama PT Pertamina EP, minyak mentah dari areal eksplorasi di Jatibarang, Subang, dan Tambun dikumpulkan. Setelah itu, minyak mentah dibagi ke sejumlah kilang produksi, seperti PT Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan dan PT Pertamina RU V Balikpapan. Tahun lalu, PT Pertamina EP Asset 3 memproduksi sekitar 13.000 barel minyak per hari (BOPD).
Menurut Rizky, kebakaran yang dapat dipadamkan kurang dari satu jam itu tidak berdampak pada pengumpulan minyak. ”Kegiatan operasional tetap berjalan. Produksi juga tidak terganggu. Mesin juga masih berfungsi,” ujarnya.
Produksi juga tidak terganggu. Mesin juga masih berfungsi.
Menurut Rizky, pihaknya telah menjalankan standar keselamatan sesuai prosedur atau dikenal dengan health, safety, security, and environment (HSSR). Langkah itu antara lain mengenakan alat keselamatan dengan lengkap dan menganalisis dampak kegiatan sebelum memulai pekerjaan. ”Terbakarnya area stasiun pengumpul utama minyak mentah ini baru pertama kali,” ujarnya.
Sebelumnya, pada 23 Januari sumur JTB-55 PT Pertamina EP di Desa Kedokanbunder Wetan, Kecamatan Kedokanbunder, Indramayu, mengalami kebocoran gas. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.