JAYAPURA, KOMPAS — Jenazah Sugeng Efendi (25), korban penembakan kelompok kriminal bersenjata di Papua, dievakuasi dari Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, ke Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (4/2/2019). Jenazah korban kemudian diterbangkan ke kampung halamannya di Probolinggo, Jawa Timur.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal saat dihubungi dari Jakarta, Senin pagi. Ahmad mengatakan, pihak keluarga membawa jenazah Sugeng dari Bandara Mulia dengan pesawat Trigana Air pukul 08.45 WIT.
Penembakan ini bermula ketika korban bersama seorang saksi bernama Nendi Telenggen sedang menjaga kios sambil menonton video di telepon seluler pada Sabtu (2/2/2019) pukul 17.49 WIT. Kios itu berada di Kampung Wiyukwi, Distrik Mulia.
Tiba-tiba terdengar bunyi tembakan. Korban pun berteriak meminta tolong karena terkena tembakan di leher. Nendi selaku pemilik kios segera meminta bantuan kepada warga lainnya dan pihak aparat keamanan di pos TNI pukul 18.15 WIT.
Diduga pelaku menggunakan senjata laras pendek.
Pukul 18.40 WIT, sejumlah anggota TNI tiba di lokasi kejadian. Mereka pun segera mengevakuasi Sugeng ke Rumah Sakit Umum Daerah Mulia di pusat ibu kota Puncak Jaya. Korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit itu.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara oleh Kepolisian Resor Puncak Jaya, penyidik menemukan satu selongsong peluru kaliber 9 milimeter. Diduga pelaku menggunakan senjata laras pendek.
”Sebanyak empat orang kerabat mengantar jenazah Sugeng ke Jawa Timur. Mereka berharap tak ada lagi insiden penembakan warga sipil oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Puncak Jaya,” kata Ahmad.
Ahmad menambahkan, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Martuani Sormin telah menginstruksikan kepada semua jajaran polres di daerah rawan aksi penembakan oleh KKB untuk meningkatkan patroli.
”Kegiatan patroli difokuskan pada jam-jam aktivitas warga di daerah-daerah tersebut, seperti pada saat jam aktivitas pegawai pemerintah, aktivitas perdagangan, serta kegiatan belajar dan layanan kesehatan,” ujar Ahmad.
Sementara itu, Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda mengutuk keras pelaku penembakan tersebut. Pemkab Puncak akan berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri untuk menggelar razia di tempat-tempat tertentu.
Ia pun menyampaikan belasungkawa bagi keluarga korban dan berharap para pelaku segera mendapat hukuman yang setimpal. ”Pemkab Puncak Jaya menanggung semua biaya pemulangan jenazah dari Mulia hingga kampung halamannya. Kami berharap masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa,” kata Yuni.
Kami bersama pemda, kepolisian, dan warga setempat akan menggelar razia untuk mencegah masuknya anggota Lekagak.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi mengungkapkan, terdapat sekitar lima orang yang terlibat dalam penembakan Sugeng. ”Kelima orang ini adalah anggota kelompok Lekagak Telenggen. Kami bersama pemda, kepolisian, dan warga setempat akan menggelar razia untuk mencegah masuknya anggota Lekagak,” katanya.
KKB diketahui memiliki kelompok militer dengan strategi perang gerilya di sejumlah kabupaten. Di antaranya adalah kelompok Egianus Kogoya di Nduga, Goliath Tabuni di Puncak Jaya, Lekagak Telenggen dan Militer Murib di Puncak dan Puncak Jaya, serta Purom Wenda di Lanny Jaya.
KKB telah terlibat dalam 31 kasus penembakan sepanjang 2018 hingga 2 Februari 2019. Aksi KKB menyebabkan korban tewas sebanyak 23 warga sipil dan 9 aparat keamanan dari TNI serta Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan 10 orang.