Perayaan Imlek di Singkawang Berlangsung Dua Pekan
Perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh 2019 di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, resmi dibuka Minggu (3/2/2019) malam. Kemudian, dua minggu berikutnya akan diisi dengan pertunjukkan di panggung hiburan dan pameran usaha mikro, kecil, dan menengah serta dunia usaha lainnya. Kemudian, pada Minggu (17/1/2019) pawai lampion dan puncaknya pada Selasa (19/1/2019) perayaan Cap Go Meh.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
SINGKAWANG, KOMPAS — Perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh 2019 di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, resmi dibuka Minggu (3/2/2019) malam. Kemudian perayaan akan berlangsung selama dua pekan hingga puncaknya, perayaan Cap Go Meh, Selasa (19/1/2019).
Imlek tahun ini diharapkan semakin memperkuat semangat kebersamaan dalam keberagaman sehingga kian mengukuhkan Singkawang sebagai kota paling toleran di Indonesia.
Pembukaan Imlek dan Festival Cap Go Meh Minggu malam diawali dengan tarian Nusantara. Puluhan penari menari tarian dari berbagai etnis di Indonesia memakai pakaian tradisional Nusantara. Lagu-lagu daerah yang rancak pun mengiringi pertunjukan tarian itu.
Penari dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jenis tarian yang dibawakan. Satu per satu bergantian menari hingga akhir. Di akhir, para penari itu bergandengan tangan sebagai simbol mempererat persatuan. Beberapa penari memegang bendera merah putih.
”Pelaksanaan acara ini berkat kerja sama masyarakat dari berbagai kalangan. Ini semakin mengukuhkan bahwa Singkawang memang kota tertoleran se-Indonesia sebagaimana penghargaan yang diterima pada 2018 dari Setara Institute,” ujar Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie dalam sambutannya Minggu malam.
Masyarakat yang harmonis merupakan modal bagi Singkawang untuk membangun pariwisata. Apalagi, kerja sama itu tidak hanya tampak saat Imlek, tetapi juga saat ada acara Ramadhan Fair dan Natal.
Kondusivitas dan toleransi yang ada itu pula didukung dengan pengembangan infrastruktur sehingga pariwisata Singkawang kian maju.
Terlebih, 18 Februari Singkawang akan mulai melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan bandara. Bandara diharapkan bisa melengkapi pembangunan pariwisata Singkawang.
Gubernur Kalbar Sutarmidji yang hadir pula dalam acara tersebut mengatakan, masyarakat hendaknya tetap menghargai perbedaan yang ada. Sebab, perbedaan itu adalah anugerah dari Tuhan. Keberagaman ini harus membuat masyarakat hidup nyaman.
”Hubungan akan tetap harmonis antarsuku dan keyakinan jika hak masing-masing diberikan dengan adil. Saya yakin hal ini bisa dilakukan semua pemimpin di Kalbar. Dengan menghargai keberagaman diharapkan Indonesia kian maju ke depannya,” ujarnya.
Ketua Umum Perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh Singkawang 2019 Hengky Setiawan mengatakan, tema Imlek dan Cap Go Meh tahun ini memperkokoh empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Tema itu diangkat kembali, mempertegas prestasi Singkawang sebagai kota paling toleran di Indonesia dari Setara Institute pada 2018.
Rangkaian Imlek dan Cap Go Meh dimulai Minggu (3/1/2019). Kemudian, dua minggu berikutnya akan diisi dengan pertunjukan di panggung hiburan dan pameran usaha mikro, kecil, dan menengah, serta dunia usaha lain. Lalu, pada Minggu (17/1/2019) pawai lampion dan puncaknya pada Selasa (19/1/2019) perayaan Cap Go Meh.
Ada 17 paguyuban multietnis di Singkawang yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu di panggung pertunjukan. Hal itu kian mempertegas Singkawang sebagai kota paling toleran di Indonesia.
Kemudian, pada puncaknya, Cap Go Meh, akan ada 1.015 tatung. Tatung tak lain atraksi kekebalan tubuh dengan pesertanya diarak menggunakan tandu berkeliling di ruas-ruas jalan utama Singkawang.
Jumlah kunjungan wisatawan ke Singkawang khusus untuk Cap Go Meh terus naik setiap tahun. Pada 2016, kunjungan wisatawan mencapai 59.000 orang. Pada 2018, jumlah itu naik menjadi 70.000 orang. Pemerintah Kota Singkawang menargetkan pada 2019 jumlah wisatawan mencapai 85.000 orang.