Perguruan Tinggi Swasta di Kalimantan Didorong Tingkatkan Mutu
Perguruan tinggi swasta di Kalimantan didorong untuk terus meningkatkan mutu pendidikannya. Sebab, perguruan tinggi swasta turut berperan dalam meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi.
Oleh
Jumarto Yulianus
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Perguruan tinggi swasta di Kalimantan didorong terus meningkatkan mutu pendidikannya. Itu karena perguruan tinggi swasta sangat berperan meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi.
Angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia baru 32 persen. Itu berarti dari 100 orang Indonesia, hanya 32 orang yang bisa menempuh pendidikan tinggi. Angka tersebut terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga, misalnya Malaysia (38 persen) dan Singapura (82 persen).
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XI Kalimantan Udiansyah mengatakan, Indonesia masih ketinggalan jika dibandingkan dengan negara lain dalam hal pendidikan tinggi. Jika saja tidak ada perguruan tinggi swasta (PTS), mungkin angkanya bisa lebih rendah lagi.
”PTS berperan meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi. Untuk itu, PTS harus terus meningkatkan mutu,” kata Udiansyah dalam acara peresmian Universitas Sari Mulia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (5/2/2019).
Di setiap universitas, menurut Udiansyah, pendidikan tinggi harus dilaksanakan secara terbuka, fleksibel, dan bermutu. Mutu merupakan hal yang terpenting. Maka, setiap pengelola universitas harus menanamkan budaya mutu dan meningkatkan mutunya.
”Tidak ada satu PTS pun di Kalimantan, termasuk 46 PTS di Kalimantan Selatan yang terakreditasi A atau unggul, baik program studi (prodi) maupun institusi. PTS masih perlu kerja yang luar biasa untuk meningkatkan mutu,” ujarnya.
Ke depan, penilaian akreditasi untuk institusi akan lebih berat. Salah satu syarat dan wajib hukumnya ada prodi yang terakreditasi unggul. ”Oleh karena itu, saya sangat berharap kerja yang luar biasa dari Universitas Sari Mulia untuk menciptakan prodi-prodi unggul,” ujar Udiansyah.
Rektor Universitas Sari Mulia H Raden Soedarto WW mengatakan, Universitas Sari Mulia dibangun dengan konsep baru. Adapun visinya menjadi universitas terkemuka dalam mengembangkan potensi kekayaan lokal untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul dan berdaya saing di tingkat wilayah, nasional, ataupun internasional tahun 2030.
Pembentukan Universitas Sari Mulia disahkan Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 1166/KPT/I/2018 tentang Izin Penggabungan Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin menjadi Universitas Sari Mulia di Kota Banjarmasin.
”Ini adalah sebuah harapan yang menjadi kenyataan. Namun, di balik semua itu, ada amanah yang harus dijalankan sebagai sebuah universitas. Kami berupaya menjadi universitas yang terkemuka dan mencetak lulusan yang memiliki keunggulan berbeda dari lulusan perguruan tinggi lain,” kata Soedarto.
Mulai sekarang, lanjutnya, Universitas Sari Mulia tidak sekadar kampus kesehatan yang mencetak bidan dan perawat, tetapi juga memiliki beragam keilmuan. Universitas Sari Mulia memiliki tiga fakultas, yaitu fakultas kesehatan, sains dan teknologi, serta humaniora, dengan total 14 prodi.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor dalam sambutan tertulis, yang dibacakan Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel Heriansyah, mengucapkan selamat dan sukses atas peresmian Universitas Sari Mulia, Banjarmasin.
”Kami berharap Universitas Sari Mulia dapat menyusun langkah-langkah konkret guna menghasilkan lulusan yang profesional di bidangnya dan berdaya saing sehingga dapat berkompetisi di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional,” kata Sahbirin.