Semarak Imlek di Berbagai Belahan Nusantara
Kompas mencoba merangkum perayaan Imlek di berbagai daerah dengan bersumber dari pemberitaan di Harian Kompas dan Kompas.id menjelang Imlek.
Imlek 2570 yang jatuh hari ini, Selasa (5/2/2019), dirayakan meriah di banyak daerah di Tanah Air. Warga keturunan China tentu menantikan perayaan tahun baru China ini. Namun, ini sesungguhnya telah menjadi perayaan bagi seluruh masyarakat Indonesia karena semua, tak peduli suku, agama, dan ras, turut bersukacita. Jadilah Imlek sekaligus momentum untuk merayakan keberagaman kita.
Kompas mencoba merangkum perayaan Imlek di sejumlah daerah dengan bersumber dari pemberitaan di harian Kompas dan Kompas.id menjelang Imlek.
Di Manado, Sulawesi Utara, ratusan kilogram kembang api dan petasan serta makanan dan aneka kue disiapkan untuk perayaan Imlek. Perayaan Imlek akan dipusatkan di kawasan pecinan, dekat Kelenteng Besar Ban Hing Kiong di Jalan DI Panjaitan, Senin (4/2/2019) malam.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado Linda Pelealu mengatakan, rangkaian perayaan Imlek akan digelar hingga perayaan Cap Go Meh yang dilaksanakan 15 hari setelah Imlek. Rangkaian perayaan ini juga dikemas sebagai salah satu paket wisata untuk menarik minat turis asing.
Baca juga: Kawasan Pecinan di Manado Bersiap Gelar Perayaan
Dari Manado, kita ke Singkawang di Kalimantan Barat. Di kota ini, perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh sudah dibuka sejak Minggu (3/2/2019) malam. Perayaan akan berlangsung dua pekan hingga puncaknya, perayaan Cap Go Meh, Selasa (19/1/2019).
Hiburan tidak hanya akan dihadirkan oleh warga keturunan China, tetapi 17 paguyuban multietnis di Singkawang. Kemudian yang paling dinanti-nanti setiap kali Imlek di Singkawang adalah saat puncaknya di Cap Go Meh. Saat itu, 1.015 tatung akan dihadirkan. Tatung adalah atraksi kekebalan tubuh yang pesertanya diarak dengan tandu berkeliling ruas-ruas jalan utama di Singkawang.
Baca juga: Perayaan Imlek di Singkawang Berlangsung Dua Pekan
Selanjutnya di Medan, Sumatera Utara, perayaan Imlek di Wihara Pak Tie Hut Cou, sudah dimulai sejak pekan lalu. Perayaan dimulai dengan tradisi membakar patung kuda setinggi 3 meter. Patung kuda ini terbuat dari batang bambu dan kertas emas.
Apa makna dari bakar patung kuda ini? Silakan diklik: Bakar Patung Kuda Jelang Imlek
Dari utara Sumatera, kita lihat perayaan Imlek di Lampung. Warga keturunan China di provinsi ini memilih merayakan Imlek dengan sederhana. Ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap bencana alam tsunami yang melanda Lampung Selatan beberapa waktu lalu dan juga bencana alam lain yang terjadi belakangan.
Baca juga: Perayaan di Lampung Lebih Sederhana
Dari luar Jawa, kita coba tengok kemeriahan perayaan Imlek di sejumlah kota di Jawa.
Di Solo, Jawa Tengah, misalnya, beragam acara sengaja digelar yang dibingkai dengan judul Solo Imlek Festival 2019. Perayaan digelar sejak 28 Januari hingga berakhir di 28 Februari. Acara itu seperti kirab barongsai dan liong yang akan berkeliling kota saat Cap Go Meh, 19 Februari 2019.
Untuk lebih menyemarakkan Imlek, Solo mengulang tradisi setiap tahunnya, yaitu menghiasi Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Pasar Gede, dan di atas Kali Pepe di Kelurahan Sudiroprajan, dengan 5.000 lampion. Selain lampion yang berbentuk bundar berwarna merah, akan dipasang pula lampion 12 shio serta lampion Punokawan di koridor Jalan Sudirman dan Pasar Gede.
Baca juga: Beragam Acara Bakal Semarakkan Imlek di Solo
Baca juga: Semarak Menyambut Imlek
Kemudian di Semarang, Jawa Tengah, perayaan Imlek berlangsung 15 hari dengan puncaknya hari ini, 5 Februari. Muara dari perayaan Imlek digelar di Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, Semarang.
Di kelenteng yang sudah ada sejak 1746 itu akan digelar bazar kuliner, wushu, wayang potehi, bela diri Wing Chun, kaligrafi China, catur China, dan barongsai. Semua pergelaran itu dikemas dalam Pasar Imlek Semawis.
Baca juga: Menilik Pecinan Semarang Menyambut Hari Imlek
Selanjutnya di Jawa Barat, seperti di Cirebon, kemeriahan Imlek tampak di Wihara Welas Asih. Ratusan lilin sudah disiapkan. Begitu pula lampion di langit-langit wihara.
Imlek di kota ini bukan sekadar milik etnis China. Panitia juga menyediakan makanan dan minuman gratis bagi siapa pun yang berkunjung. Perbedaan keyakinan tak menjadi penghalang. Inilah tradisi di Cirebon setiap kali Imlek tiba.
Baca juga: Rayakan Imlek, Rawat Kerukunan
Adapun di Bandung, perayaan Imlek dimulai Senin (4/2/2019) malam. Tepat pergantian tahun, warga keturunan China berdoa bersama di Wihara Dharma Ramsi. Setidaknya 200 lilin dibakar saar doa bersama. Salah satu doa yang dipanjatkan, Pemilu 2019 yang digelar April mendatang berlangsung aman dan bisa mempererat persaudaraan, tidak justru sebaliknya menciptakan permusuhan.
Baca juga: Doa Jaga Persaudaraan di Tahun Politik
Di Ibu Kota sendiri, kemeriahan Imlek bisa terlihat di kawasan pecinan. Salah satunya di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan hadir di Kelenteng Kim Tek Le atau Wihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan.
Selain di kawasan pecinan, kemeriahan Imlek akan mudah terlihat di pusat-pusat perbelanjaan. Sejumlah mal bahkan khusus membuat acara untuk Imlek, seperti Mal Ciputra di Jakarta Barat.
Baca juga: Bersiap Menyambut Tahun Babi Bumi
Di tengah kemeriahan merayakan Imlek, ada pula kisah dua pengemis keturunan China di Kelenteng Kim Tek Le, Jakarta Barat. Eksistensi mereka mengingatkan untuk tetap berbagi dalam sukacita Imlek.
Ini selaras dengan tema Imlek tahun ini, ”Penimbunan kekayaan akan menimbulkan perpecahan di antara rakyat, tersebarnya kekayaan akan menyatukan rakyat”.
Baca juga: Kaum Papa di Tengah Kemeriahan Imlek
Tradisi bermakna
Di luar itu semua, ini sekadar informasi lain yang bisa memperkaya Anda terkait Imlek.
Tahun baru Imlek selalu dimulai di hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Beberapa tradisi sarat makna yang dilakukan masyarakat Tionghoa di Indonesia saat Imlek, seperti menyapu rumah hingga menyalakan kembang api.
Menyapu rumah merupakan simbol membuang semua kesialan sehingga tersedia cukup ruang untuk keberuntungan. Namun, jangan menyapu di hari pertama Imlek, dipercaya semua keberuntungan akan ikut tersapu juga.
Selain menyapu rumah, tradisi lain yang muncul saat Imlek adalah menggunakan warna serba merah. Warna merah dipercayai sebagai warna yang ditakuti Nian (menurut mitologi Tionghoa, Nian makhluk buas yang keluar sekitar tahun baru Imlek untuk mengganggu manusia, terutama anak-anak).
Imlek juga lekat dengan kegiatan membagikan angpau. Orang yang lebih tua biasanya memberikan angpau berisi uang kepada anak-anak kecil atau anak yang belum menikah.
Nuansa kekeluargaan juga hadir dalam tradisi nampan kebersamaan. Perayaan Imlek diwarnai sajian makanan di atas sebuah nampan berbentuk bulat atau segi delapan. Isi nampan tersebut yakni permen, kacang-kacangan, biji-bijian, atau buah-buahan kering.
Masih seputar makanan, Imlek juga menghadirkan tradisi makanan keberuntungan, berupa mi yang tidak dipotong biasanya disajikan sebagai simbol panjang umur. Selain itu, ada pula kue bola yang menyerupai bentuk uang China kuno yang melambangkan kekayaan.
Kemeriahan Imlek juga diikuti dengan pesta kembang api. Suara kembang api dipercaya membuat makhluk jahat menjadi takut.
Akhirnya, Selamat Merayakan Imlek 2570/2019! Gong Xi Fa Cai!
Dan tak lupa, Selamat Merayakan Keberagaman! (SUWARDIMAN)