Maju-Mundur Imlek
Tahun Baru China atau Imlek selalu jatuh 10-12 hari lebih awal dibandingkan dengan Imlek tahun sebelumnya. Jika Imlek tahun sebelumnya pada akhir Januari, Imlek tahun berikut mundur 18-20 hari sampai jatuh pada pertengahan Februari.
Tahun ini Imlek jatuh pada 5 Februari, maju 11 hari daripada Imlek 2018. Imlek 2020 maju 11 hari hingga jatuh pada 25 Januari. Pada Imlek 2021, mundur 18 hari dan jatuh 12 Februari. Meski maju dan mundur, Imlek selalu jatuh
21 Januari-21 Februari.
Helmer Aslaksen dalam The Mathematics of the Chinese Calendar (2010) menyebut perayaan Imlek paling umum pada 1645-2644 jatuh pada
22 Januari-19 Februari. Dalam 1.000 tahun, Imlek pada 21 Januari hanya terjadi 18 kali, 20 Februari 10 kali, dan 21 Februari terjadi sekali pada 2319.
Maju mundurnya Imlek adalah konsekuensi sistem kalender China memadukan penanggalan Bulan dan Matahari atau penanggalan Suryacandra. Kalender lain dengan sistem serupa ialah kalender Yahudi dan kalender Hindu.
Dalam kalender China, panjang bulan (month) ditentukan menurut satu periode revolusi Bulan (moon) 29-30 hari. Jadi, panjang satu bulan kalender China 29 hari atau 30 hari. Nama bulan umumnya disebut bulan 1-12 meski ada kelompok memberi nama tertentu.
Hari pertama setiap bulan dimulai saat Bulan mati (dark moon). Saat itu, Matahari, Bulan, dan Bumi ada di satu garis lurus. Aturan itu membedakan kalender China dengan kalender Hijriah di mana awal Bulan dimulai terlihatnya Bulan baru (new moon) atau hilal sesudah Matahari terbenam beberapa jam setelah Bulan mati.
Dengan ketentuan awal bulan itu, awal hari di kalender China dimulai pukul 23.00. Untuk keperluan kalender, awal hari dimulai pukul 00.00, sama seperti kalender Masehi. Itu membedakan kalender China dengan kalender Bulan lain, seperti kalender Jawa, dimulai saat Matahari terbenam.
Jika penentuan panjang bulan memakai revolusi Bulan, panjang tahun kalender China memakai penanggalan Matahari atau periode revolusi Bumi. Jika sistem penanggalan Bulan dikonversi ke Matahari, Imlek maju 10-12 hari sampai jatuh di musim berbeda. Sebab, satu tahun penanggalan Bulan panjangnya 354-355
hari dan penanggalan Matahari 365-366 hari.
Bagi warga di negara empat musim, penanggalan Matahari jadi penanda musim tertentu, khususnya musim semi dikaitkan datangnya kehangatan. Imlek jadi hari raya keagamaan warga Khonghucu dan perayaan musim semi di China.
Awal musim semi di China terjadi pada 4 Februari, lebih awal ketimbang awal musim semi di Barat pada 21 Maret. Untuk menjaga Imlek jatuh di musim sama, Imlek harus jatuh saat Bulan mati terdekat awal musim semi di China.
Untuk itu, kalender China memiliki satu bulan sisipan. Bulan tambahan itu dimasukkan di antara dua titik penanda musim, yakni musim semi 21 Maret, musim panas 22 Juni, musim gugur 23 September, dan musim dingin 22 Desember. Bulan tambahan tak dinamai bulan ke-13, tapi mengulang nomor bulan tertentu.
Tahun China yang punya 13 bulan itu disebut tahun kabisat. Setiap 19 tahun, ada tujuh tahun kabisat. Tahun kabisat terakhir dua tahun lalu (2017-2018) dan bulan sisipan dimasukkan setelah bulan keenam sampai ada dua bulan enam tahun itu.
Penamaan tahun
Pada sistem kalender China yang dipakai warga Khonghucu di Indonesia, Imlek 5 Februari 2019 bertepatan 1 Zheng Yue (Hokian: Cia Gwee) 2570 Kongzili (Khongculek). Angka tahun 2570 menandakan titik awal pemakaian kalender itu tahun 551 sebelum Masehi, tahun kelahiran Nabi Kongzi (Khongcu). Menurut Budi S Tanuwibowo dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Nabi Khongcu ialah nabi dan rasul terbesar dan terakhir Khonghucu (Kompas, 18 Februari 2015).
Penyebutan angka tahun di kalender China ada beberapa macam, yang menyebut angka tahun tertentu atau tak ada angka tahun. Salah satu cara penamaan tahun yang dipakai warga China lain ialah penyebutan kode tahun tertentu di siklus 60 tahunan.
Menurut Claus Tøndering, penyebutan tahun China pada siklus 60 tahunan didasarkan penyebutan dua komponen, 10 komponen langit dan 12 komponen bumi. Komponen langit yakni kayu, api, bumi, logam, dan air, dengan beberapa sifat. Adapun 12 komponen bumi terkait nama hewan.
Untuk tahun 2570 atau 2019-2020, disebut juga tahun JiHai. Ji ialah komponen langit berarti terkait barang dari tanah. Makna Ji beda dengan komponen lain Wu berarti tanah. Hai berarti babi.
Penamaan tahun dengan siklus 60 tahunan mirip yang dipakai di sistem astrologi China dengan 12 nama hewan dengan lima unsur. Itu menunjukkan kuatnya pencampuran sistem kalender berbasis astronomi (sains) dan peramalan astrologi (pseudosains).
Pencampuran sistem kalender dengan peramalan masih kuat di budaya Timur. Di Barat, sistem astronomi dan astrologi sudah dipisah.
Sama seperti sistem kalender lain, sistem kalender China memiliki koreksi akibat sulit memadukan secara tepat gerak benda langit dan ritme hidup manusia. Kalender sebagai buah peradaban manusia berarti besar bagi pengaturan kehidupan manusia.
(M ZAID WAHYUDI)