Daerah pemilihan Sulawesi Selatan II tampaknya akan menjadi wilayah pertarungan yang relatif sulit bagi caleg baru. Pasalnya, caleg lama, petahana, hingga sejumlah pejabat publik masih menunjukkan eksistensinya dalam Pemilu DPR tahun ini. Fakta bahwa dapil ini memiliki pemilih loyal (strong voters) turut membuka jalan bagi caleg lama untuk meraup lebih banyak suara.
Dari 122 caleg yang akan memperebutkan sembilan kursi, 23,8 persen merupakan caleg wajah lama. Mereka telah bertarung pada kontestasi sebelumnya, baik Pemilu 2009 maupun 2014 di dapil Sulawesi Selatan II. Persentase caleg wajah lama di dapil ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata persentase caleg lama secara nasional sebesar 14,8 persen per dapil.
Tak hanya itu, 78 persen caleg petahana DPR juga akan kembali bersaing di dapil ini. Hal ini menjadikan dapil Sulawesi Selatan II sebagai salah satu wilayah dengan persentase caleg lama yang lebih besar dibandingkan dapil lain pada Pemilu 2019.
Tingginya jumlah caleg lama ini bisa jadi disebabkan oleh faktor loyalitas pemilih. Derajat loyalitas ini dapat diukur dari dua hal, yaitu kemenangan partai politik dan suara caleg. Dari sisi keterpilihan partai, Golkar selalu berhasil memenangi pemilu di dapil ini sejak Pemilu 2004.
Sementara dari sisi perolehan suara, caleg lama memperoleh suara yang cenderung lebih besar saat kembali mencalonkan diri. Pada Pemilu 2014, misalnya, dari tujuh caleg petahana, empat caleg kembali melenggang ke Senayan dengan raihan suara yang lebih tinggi dari pemilu sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa loyalitas pemilih di dapil tersebut cukup tinggi.
Dengan pemilih fanatik, wajar saja jika caleg wajah lama enggan beranjak dari dapil ini. Sayangnya, loyalitas pemilih ini belum ditunjukkan pada perempuan caleg. Sebab, tak ada satu pun perempuan caleg dari dapil ini yang berhasil meraih kursi pada Pemilu 2009 dan 2014. (DEDY AFRIANTO/LITBANG KOMPAS)