DEPOK, KOMPAS -- Tak lama lagi Kota Depok, Jawa Barat punya alun-alun. Pembangunan alun-alun yang didesain dengan konsep ruang terbuka hijau itu sudah mencapai 92 persen. Namun masih banyak prasarana pendukung yang belum selesai disiapkan.
Pembangunan alun-alun yang berlokasi di Jalan Boulevard, kawasan Grand Depok City, Kalibaru, Cilodong, Depok ini adalah bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 serta janji wali kota dan wakil wali kota saat kampanye. Pememerintah Kota Depok menganggarkan Rp 90 miliar untuk pembangunan alun-alun di atas lahan seluas 16 hektare ini.
"Untuk pembangunan tahap satu saat ini progresnya sudah 92 persen. Insya Allah paling lambat 17 Februari sudah selesai. Tinggal pengecatan dan tahap penyelesaian saja," kata Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok Dudi Miraz Imaduddin saat ditemui di Balaikota Depok, Rabu (6/2/2019).
Pada tahap pertama pembangunan alun-alun ini meliputi pembangunan fasilitas berupa lintasan lari, taman skate, arena Bicycle Moto Cross atau BMX, dinding panjat, lapangan basket, lapangan futsal, pusat kebugaran luar ruangan, dan fasilitas pendukung seperti musala, toilet umum dan lahan parkir. Anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan tahap pertama ini sebesar Rp 32 Miliar.
Sementara itu, anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan tahap dua sebesar Rp 52 miliar. Pada pembangunan tahap kedua rencananya akan dibangun pendopo, fasilitas bermain anak, dan fasilitas olahraga ringan yang ramah lansia.
Proyek pembangunan tahap pertama dimulai pada September 2018 dan ditargetkan selesai pada Januari 2019. Akan tetapi, cuaca menjadi salah satu kendala dalam penyelesaian proyek ini.
Rabu sore, di bagian kanan pintu masuk akun-alun sebagian pekerja proyek terlihat masih sibuk di sana-sini. Ada beberapa orang yang sedang membersihkan arena BMX dari genangan air, ada yang menambal lintasan lari, dan sebagian lagi memasang lampu-lampu taman.
Genangan air di beberapa bagian lintasan itu menghambat proses pengecatan lintasan. Beberapa peralatan kebugaran juga terlihat masih dibiarkan terbungkus rapat. Tak jauh dari area pusat kebugaran, ada tiga dinding panjat berstandar internasional yang berdiri kokoh. Di sekitarnya terdapat beberapa pepohonan dan tribune untuk menonton.
Di bagian tengah, alun-alun ada sebuah instalasi seni berwarna coklat yang berdiri kokoh. Di belakangnya ada sebuah tribune, lapangan futsal, dan lapangan basket, lengkap dengan gawang dan ring basket. Kedua lapangan tersebut sudah siap dipakai. Sekitar dua minggu lalu, lapangan basket ini untuk pertama kalinya dipakai oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris Abdul Shomad untuk berolahraga.
Sementara itu, di bagian kiri pintu masuk alun-alun masih didominasi tanah merah dan gudang penyimpanan alat. Rencananya di area ini akan dibangun alun-alun tahap dua.
Melibatkan komunitas
Ditemui secara terpisah, di Arsitek Proyek PT Merdeka Inti Persada selaku pengembang Alun-alun Depok, Adi Wijaya berujar bahwa pembangunan alun-alun ini melibatkan komunitas. Sebab, salah satu tujuan dari pembangunan alun-alun ini untuk memfasilitasi komunitas.
"Dari awal pembangunan kami selalu melibatkan komunitas seperti, komunitas BMX, komunitas skateboard, dan komunitas panjat tebing. Mereka juga terlibat dalam pembuatan desain arena. Pelibatan ini dilakukan supaya sesuai juga dengan kebutuhan mereka juga," tutur Adi.
Adrian Dwi Pradipta (21), salah satu perwakilan dari Depok BMX sekaligus desainer arena BMX di alun-alun Kota Depok bersyukur karena Pemerintah Kota Depok mau menfasilitasi komunitasnya dan komunitas olahraga lainnya. Menurutnya, selama ini komunitas Depok BMX selalu meminjam kawasan hutan Universitas Indonesia untuk berlatih.
"Senang karena akhirnya kami dan komunitas lain punya tempat untuk berlatih di Kota Depok ini. Sehingga, kami tidak perlu lagi keluar dari Depok untuk latihan," ucap Adrian.
Menurut Adrian, selama ini banyak anggota komunitas BMX yang memutuskan untuk berpindah dari Depok dan mewakili kontingen kota lain karena di Depok tidak ada fasilitas latihan. Padahal, para anggota komunitas yang berprestasi ini bisa menjadi salah satu jalan untuk pembibitan atlet. Hal ini tak hanya terjadi pada cabang olahraga BMX namun juga cabang olahraga lainnya.
Akses sulit
Alun-alun Kota Depok terletak sekitar 6 kilometer dari pusat Kota Depok. Sejauh pengamatan kompas, akses menuju lokasi kurang terjangkau. Sebab, tidak ada angkutan umum yang melewati depan alun-alun. Jalan menuju ke alun-alun juga sebagian masih dicor, belum semua bagian jalan tertutup aspal. Beberapa lubang juga terlihat di beberapa bagian ruas jalan.
Saat malam tiba, kondisi jalanan cukup gelap. Lampu penerangan di kanan dan kiri jalan di beberapa bagian tampak mati. Menurut Adrian, di jalanan sekitar alun-alun adalah daerah yang rawan begal saat malam hari. (KRISTI DWI UTAMI)