Sepekan Terakhir, Tawuran Pecah Empat Kali di Jakarta Selatan
JAKARTA, KOMPAS - Sepekan terakhir, empat tawuran pecah di wilayah Pasar Rumput; dan Jalan dr Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Polisi belum mengetahui motif tawuran yang melibatkan remaja bersenjata tajam tersebut.
Tawuran pecah di dua lokasi berbeda pada Selasa (5/2/2019) sore. Tawuran awalnya terjadi di Jalan dr Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Dari rekaman video yang viral di sosial media, pelaku rata-rata adalah remaja laki-laki. Mereka membawa senjata tajam seperti celurit dan gergaji. Mereka saling serang di depan depot Bakso Cak Man Jalan dr Saharjo.
Usai tawuran di lokasi itu mereda, tawuran kembali pecah di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan. Warga terlihat saling lempar dan serang di jalan di samping proyek rumah susun Pasar Rumput. Lokasi perbatasan antara Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan ini memang sudah terkenal sebagai lokasi rawan tawuran.
Sebelumnya, pada pekan lalu yaitu Sabtu dan Minggu (2-3 Februari) malam tawuran juga pecah di Pasar Rumput. Dalam sepekan terakhir, sudah tiga kali tawuran pecah di sekitar lokasi yang sama.
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan, pasca tawuran pecah di dua lokasi berbeda Selasa sore, belum ada pelaku yang diamankan oleh pihak kepolisian. Aparat dari Polsek dan Satreskrim Polres Metro Jaksel masih menyelidiki dan mendalami motif tawuran tersebut.
Meski terjadi berulang, Kapolres mengklaim tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian tersebut. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Kapolres akan menambah personel dari Polsek maupun reserse Polres untuk berjaga di sekitar lokasi kejadian.
"Di sekitar lokasi kejadian sudah ada beberapa pos polisi. Namun, kami akui saat ini memang aparat kami sedang banyak terfokus ke pengamanan pemilihan presiden sehingga mungkin masyarakat memanfaatkan situasi lengah ini," ujar Kombes Indra Jafar, saat dihubungi Rabu (6/2/2019).
Camat Setiabudi Dyan Airlangga mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun tawuran yang terjadi berulang di wilayahnya terjadi karena provokasi baik dari wilayah Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat maupun Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Tidak jelas dari mana provokasi berasal. Namun, kedua belah pihak saling merespons provokasi tersebut sehingga terjadi tawuran yang berulang.
"Ini sudah masuk pantauan kami dan terekam CCTV juga. Rekaman sudah kami berikan pada polisi dan ini menjadi target karena mereka sudah melanggar hukum. Biarkan aparat hukum yang menindak," ujar Dyan.
Mamat Rahmat (58), warga RT 005/RW 002 Pasar Manggis, Setiabudi, menuturkan tawuran yang terjadi pada Sabtu malam dipicu oleh petasan yang dinyalakan oleh warga Menteng Tenggulun.
Warga Pasar Manggis yang terprovokasi kemudian keluar gang dan melakukan perlawanan. Tawuran pertama itu terjadi pada Sabtu sore menjelang maghrib. Lalu, pada hari Minggu tawuran kembali pecah karena sebagian pihak belum puas dengan kejadian pada Sabtu malam.
"Kalau yang kemarin sih penyebabnya itu, sepele. Tapi, yang dulu-dulu, pernah ditemukan bahwa anak-anak muda janjian tawuran di grup Whatsapp," ujar Rahmat.
Pemetaan masalah
Pasca kejadian, Dyan mengadakan pertemuan bersama warga di RT 005/002 Pasar Manggis, Jakarta Selatan. Pertemuan itu melibatkan RT, RW, tokoh masyarakat, lurah, Satpol PP, dan kepolisian.
Dyan mengimbau kepada warga masyarakat untuk menjauhi tindakan destruktif seperti tawuran. Dia juga akan memetakan remaja putus sekolah di kawasan tersebut supaya bisa dimasukkan ke dalam program kejar paket. Mereka yang sudah berada pada usia produktif juga bisa disalurkan untuk bekerja di kelurahan seperti menjadi petugas penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU), maupun tenaga honorer.
"Prinsip kami pemerintah daerah melakukan pembinaan pada masyarakat, kami menyalurkan para pelaku tawuran ini bekerja di kantor kelurahan, PPSU, kecamatan, karang taruna, sehingga ada aktivitas pekerjaan. Kemudian kami mengatifkan kembali kejar paket, jadi minimal kalau lulus SMA kan bisa dapat pekerjaan lebih baik," ujar Dyan.
Dyan juga membenarkan bahwa dalam beberapa kesempatan tawuran memang dilakukan warga sebagai pengalih perhatian aparat. Dulu, pernah ditemukan transaksi narkoba di daerah Menteng Tenggulun pada saat terjadi tawuran hebat antarwarga. Pada saat tawuran terjadi, ternyata ada oknum yang memasukkan narkoba ke kawasan Menteng Tenggulun. Penyelundup narkoba itu akhirnya diamankan oleh Polres Metro Jakarta Pusat.
"Itu sudah jadi rahasia umum, tapi ada lebih baiknya kalau dikonfirmasi ke pihak kepolisian yang bisa menjawab. Kalau kami kerja sama dengan polisi dan TNI sesuai tupoksi, kami membina masyarakat," terang Dyan.
Usai kejadian, Kecamatan Setiabudi berencana untuk membuat pintu penutup gang. Pintu itu berfungsi untuk mencegah massa di dalam kampung supaya tidak terpancing keluar saat ada provokasi. Selain itu, pintu juga digunakan untuk menggiring pelaku keluar dari persembunyian di dalam gang. Selama ini, polisi kerap sulit menangkap pelaku karena para pelaku bersembunyi di dalam gang sempit.
Selain itu, Kecamatan Setiabudi juga akan mengusulkan penambahan kamera pemantau (CCTV) di sepanjang Jalan Sultan Agung ke arah Menteng dan Manggarai. Saat ini baru ada 10 CCTV di sekitar lokasi. CCTV hanya menangkap kejadian di pinggir jalan besar. Saat massa merangsek ke dalam gang, kamera sudah tidak bisa menangkap aktivitas pelaku.
"Kami akan usulkan untuk menambah CCTV di dalam gang ke Dinas Kominfo DKI Jakarta," ujar Lurah Pasar Manggis Purwati.