JAKARTA, KOMPAS — Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi bagi investor Uni Eropa. Perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia dan UE dinilai berpotensi memperkuat kerja sama, termasuk di sisi perdagangan dan investasi.
”Pada tahun 2020 Indonesia akan menjadi negara mitra di Hannover Messe. Ajang ini menjadi peluang bagi Indonesia mengenalkan secara langsung produknya di Eropa,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2019 yang diselenggarakan Kamar Dagang Eropa di Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Menurut Airlangga, percepatan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif dengan UE juga dapat mendorong industri otomotif Jerman berinvestasi lagi di Indonesia.
Berdasarkan data BKPM, investasi langsung asing atau penanaman modal asing (PMA) di Indonesia didominasi negara-negara Asia, hingga 73 persen dari total PMA. Setelah itu, baru negara-negara Eropa dengan porsi 12 persen dari total PMA.
Ajang ini menjadi peluang bagi Indonesia mengenalkan secara langsung produknya di Eropa.
Salah satu negara di Eropa, yakni Belanda, ada di urutan sembilan besar asal investasi di Indonesia pada 2018 dengan nilai investasi 943,12 juta dollar AS. Pada periode 2013-2018, Belanda ada di peringkat ke-8 dengan total investasi 7,87 miliar dollar AS.
Di acara itu, Airlangga memaparkan potensi Indonesia yang selama ini dilirik para investor, termasuk dari Eropa, untuk berinvestasi.
Berdasarkan catatan Kompas, pada akhir November 2018 Airlangga meresmikan PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) di Cilegon, Banten. SRI adalah perusahaan gabungan Michelin dengan PT Chandra Asri Petrochemical. Perusahaan yang memproduksi karet sintetis tersebut mengolah bahan baku dari Chandra Asri dengan teknologi dari Michelin yang berbasis di Perancis. Nilai investasinya 435 juta dollar AS.
Daya saing
Executive Board Kamar Dagang Eropa Roelof Lamberts mengatakan, pengembangan teknologi, termasuk melalui investasi swasta, penting untuk meningkatkan daya saing.
Sementara Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend,menyambut baik upaya BKPM dan Kamar Dagang Eropa membangun dialog untuk meningkatkan kerja sama Indonesia-UE.
Kerja sama tersebut penting dalam upaya meningkatkan ekonomi Indonesia dan bagi pelaku bisnis Eropa yang berkontribusi menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
Sementara itu, Kepala BKPM Thomas Lembong dalam kesempatan itu memaparkan tren perkembangan investasi dan kebijakan atau insentif bagi investor di Indonesia. Ia menyebutkan, insentif fiskal penting untuk mendorong perusahaan mendidik pekerjanya terampil secara digital.