Tawuran Terjadi Beruntun
Akar tawuran di Jakarta seolah belum terpecahkan. Padahal, tawuran terjadi berulang kali di lokasi yang sama.
Akar tawuran di Jakarta seolah belum terpecahkan. Padahal, tawuran terjadi berulang kali di lokasi yang sama.
JAKARTA, KOMPAS - Sepekan terakhir, sedikitnya lima kali tawuran pecah di sejumlah tempat di Jakarta. Satu orang meninggal akibat tawuran yang banyak melibatkan remaja ini.
Empat tawuran di antaranya terjadi di Jakarta Selatan, yakni di Pasar Rumput Kelurahan Pasar Manggis, dan Jalan dr Saharjo, Tebet. Tawuran terjadi Sabtu (2/2/2019), Minggu, serta Selasa. Polisi belum mengetahui motif tawuran yang melibatkan remaja bersenjata tajam ini.
Adapun Rahmat Iwal (19) diduga tewas akibat tawuran yang melibatkan geng motor pada Selasa di Jalan Dr Sumarno, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
Tawuran di Jalan dr Saharjo pada Selasa, sempat viral di media sosial. Pelaku rata-rata remaja laki-laki. Mereka membawa celurit dan gergaji.
Usai di situ, tawuran pecah di Pasar Rumput, yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi sebelumnya. Warga saling lempar di samping proyek rumah susun Pasar Rumput. Lokasi perbatasan antara Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan ini terkenal rawan tawuran. Sabtu dan Minggu lalu, tawuran juga pecah di Pasar Rumput.
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan, belum ada pelaku yang ditahan polisi. Petugas juga masih menyelidiki dan mendalami motif tawuran.
Untuk antisipasi, polisi berjaga di sekitar lokasi kejadian. “Di sekitar lokasi kejadian, ada beberapa pos polisi. Namun, kami akui, saat ini aparat kami banyak terfokus ke pengamanan pemilihan presiden sehingga mungkin masyarakat memanfaatkan situasi ini,” ujar Indra, kemarin.
Camat Setiabudi Dyan Airlangga mengatakan, berdasarkan informasi, tawuran terjadi karena provokasi baik dari wilayah Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat, maupun Pasar Rumput. Tidak jelas dari mana provokasi berasal. Namun, kedua pihak saling merespons provokasi tersebut sehingga tawuran berulang.
“Ini sudah masuk pantauan kami dan terekam CCTV juga. Rekaman sudah kami berikan pada polisi dan ini menjadi target karena mereka sudah melanggar hukum,” ujar Dyan.
Mamat Rahmat (58), warga RT 005 RW 002 Pasar Manggis, menuturkan, tawuran pada Sabtu malam dipicu petasan yang dinyalakan warga Menteng Tenggulun.
Warga Pasar Manggis yang terprovokasi kemudian keluar gang dan melakukan perlawanan. Tawuran pertama itu terjadi pada Sabtu sore dan berlanjut pada Minggu. “Kalau yang kemarin sih penyebabnya sepele. Tapi, yang dulu-dulu, pernah ditemukan bahwa anak-anak muda janjian tawuran di grup Whatsapp,” ujar Rahmat.
Tak bisa dilerai
Seperti halnya tawuran di kawasan Pasar Rumput, tawuran di Penggilingan, Cakung, juga sudah sering terjadi.
Ahmad Shohib (35), pemilik warung di sekitar lokasi tawuran, mengatakan, tidak ada warga yang berani melerai para pelaku tawuran. ”Ini bukan pertama kalinya, sudah sering (tawuran di sini). (Tetapi) sampai memakan korban baru kali ini,” kata dia.
Beberapa warga sekitar mengatakan, peristiwa yang tak jauh dari Pengadilan Negeri Jakarta Timur ini sudah tiga kali terjadi sejak Sabtu hingga Selasa subuh. Warga tak tahu penyebab terjadinya tawuran.
Ahmad dan warga lainnya khawatir dan takut dengan tawuran antarpemuda yang sering terjadi di situ. Potensi tawuran muncul jika anak-anak muda berkumpul akhir pekan.
Kepala Tim Pengurai Massa Backbone Polres Metro Jakarta Timur Brigadir Kepala Firman Fauzi mengatakan, celurit yang digunakan untuk membacok Rahmat Iwal, sudah diamankan. Polisi masih menyelidiki penyebab tawuran.
”Belum tahu penyebabnya. Pemicu diduga karena antarkelompok saling ejek,” kata dia.
Pemetaan masalah
Pasca kejadian, Dyan akan memetakan remaja putus sekolah di sekitar Pasar Rumput, supaya bisa dimasukkan dalam program kejar paket. Mereka yang termasuk usia produktif juga disalurkan untuk bekerja.
“Prinsip kami, pemerintah daerah melakukan pembinaan pada masyarakat, kami menyalurkan para pelaku tawuran ini bekerja di kantor kelurahan, petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU), kecamatan, karang taruna, sehingga ada aktivitas pekerjaan. Kami mengaktifkan kembali kejar paket, jadi minimal kalau lulus SMA kan bisa dapat pekerjaan lebih baik,” ujar Dyan.
Dia juga membenarkan bahwa dalam beberapa kesempatan tawuran dilakukan warga sebagai pengalih perhatian aparat. Dulu, pernah ditemukan transaksi narkoba di daerah Menteng Tenggulun pada saat terjadi tawuran hebat antarwarga.
Usai kejadian, Kecamatan Setiabudi berencana membuat pintu penutup gang agar massa di kampung tidak terpancing keluar saat ada provokasi. Pintu juga digunakan untuk menggiring pelaku keluar dari persembunyian di dalam gang. Selama ini, polisi kerap sulit menangkap pelaku karena pelaku bersembunyi di gang sempit.
Pihak Kecamatan Setiabudi juga akan mengusulkan penambahan CCTV di sepanjang Jalan Sultan Agung ke arah Menteng dan Manggarai. Saat ini baru ada 10 CCTV di sekitar lokasi. (Aguido Adri)