BADUNG, KOMPAS– Pemerintah menargetkan 20 juta wisatawan berkunjung ke Indonesia pada 2019. Salah satu caranya dengan menggenjot wisata olahraga. Wisata ini dinilai potensial dan belum banyak dimanfaatkan.
Salah satu wisata olahraga yang sukses menyedot wisatawan mancanegara adalah Penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta. Asian Games memberikan dampak positif terhadap industri pariwisata di Indonesia, terutama di daerah wisata yang berdekatan dengan arena Asian Games 2018. Selain meningkatkan okupansi hotel, perhelatan multi olahraga terbesar di Asia itu dinyatakan menghasilkan pemasukan senilai Rp 3,6 triliun.
“Sumbangan pendapatan terbesar berasal dari pengeluaran penonton,” kata Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan di Kementerian Pariwisata Alexander Reyaan dalam lokakarya bertemakan “Sport Event Dalam Mendorong Peningkatan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara ke Destinasi Penyelenggara”. Acara itu diselenggarakan Kementerian Pariwisata di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (7/2/2019).
Alexander menyatakan, tahun ini acara wisata olahraga ditargetkan menghasilkan 250.000 kunjungan wisman. Alexander menambahkan, Bali berperan besar karena sudah dikenal di kalangan internasional sebagai destinasi wisata olahraga di luar ruangan (outdoor).
Dalam lokakarya tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha menyatakan sejumlah cabang olahraga dikenal memiliki banyak penggemar, misalnya, sepak bola, balap motor, atau balap mobil. Selain itu, terdapat pula cabang olahraga yang memiliki daya tarik khusus, antara lain, selancar, lari, dan golf.
“Kami mendukung pengembangan sport tourism, bahkan Bali punya pengalaman sebagai destinasi penyelenggara wisata olahraga internasional, misalnya, kejuaraan tenis dunia di Nusa Dua,” ujar Yuniartha yang menjadi pembicara di lokakarya tersebut.
Pembicara lainnya, Christina Lipuringtyas Rudatin dari Politeknik Negeri Jakarta mengatakan, Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) menilai pendapatan dari penyelenggaraan acara wisata olahraga internasional terus bertumbuh.
Olimpiade 2016 dan Piala Eropa (EURO) 2016 termasuk 10 acara olahraga dunia yang menghasilkan pendapatan besar. “Sport tourism perlu dikembangkan karena merupakan raksasa pariwisata yang masih tertidur,” ujar Christina.
Sport tourism perlu dikembangkan karena merupakan raksasa pariwisata yang masih tertidur
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Jadi Rajagukguk mengungkapkan, penyelenggaraan acara olahraga berpotensi menjadi industri yang menghasilkan pendapatan apabila diorganisasi dengan profesional. Acara olahraga dapat terlaksana apabila terdapat atlet, pelatih, juri, arena, dan organisasi. “Sport sepeda tidak hanya untuk prestasi namun juga mencakup rekreasi dan pendidikan,” ujar Jadi dalam lokakarya itu.
Pengurus KONI Bali bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila menilai pengembangan wisata olahraga di Bali dan di Indonesia memerlukan sinergitas di antara seluruh pemangku kepentingan. Susilo mendukung pengembangan wisata olahraga di Bali untuk membangun industri olahraga dan juga mendorong pariwisata. “Perlu disiapkan cetak biru pengembangan sport tourism agar jelas sinerginya dan jelas aturannya,” ujar Susila.