Gerindra Menyangsikan Tiga Calon Wakil Gubernur DKI
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Gerindra menilai, tiga calon wakil gubernur atau cawagub yang diajukan Partai Keadilan Sejahtera belum memenuhi standar. Kualitas cawagub tersebut dianggap belum mampu menjawab kebutuhan yang ada.
Ketiga cawagub yang diajukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu terdiri dari, Agung Yulianto, Ahmad Syaikhu, dan Abdurrahman Suhaimi. ”Saya pesimistis dengan ketiganya,” ujar Wakil Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DKI Jakarta Syarif saat dihubungi, Jumat (8/2/2019).
Pesimisme itu berdasarkan adanya tambahan sesi bersama tim panelis yang digelar pada Jumat malam ini. Adapun sebagian tim panelis terdiri atas unsur nonpemerintah, yakni peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro; dan akademisi Universitas Indonesia, Eko Prasodjo.
Menurut Syarif, kualitas cawagub sebenarnya diuji melalui uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) karena dinilai pihak-pihak di luar politisi, seperti akademisi dan ilmuwan. ”Di luar uji kelayakan dan kepatutan, kemungkinan ada kepentingan politik yang menyelimuti cawagub,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Syarif khawatir, terpilihnya nama wakil gubernur nanti didominasi oleh faktor transaksi politik. Agar kekhawatiran itu tak terjadi, pihaknya akan fokus pada analisis hasil penilaian tim panelis dalam uji kelayakan dan kepatutan.
Menanggapi keraguan Gerindra, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PKS DKI Jakarta Zakaria berpendapat, cawagub yang ada hingga saat ini sudah melalui dinamika proses seleksi yang panjang. ”Latar belakangnya (cawagub) pun sesuai dengan kesepakatan, yakni politisi serta paham keuangan dan anggaran daerah,” ucapnya.
Adapun pertemuan pada Jumat malam ini, menurut Zakaria, bertujuan untuk menguatkan kualitas ketiga cawagub. Dalam kesempatan ini, tim panelis akan memberi masukan kepada ketiganya.
Pertemuan batal
Selain itu, ketiga cawagub batal bertemu dengan fraksi Partai Gerindra hingga tiga kali. Pertemuan ini termasuk dalam kegiatan safari cawagub ke fraksi-fraksi partai yang ada di DPRD DKI.
Batalnya pertemuan itu disebabkan oleh tidak lengkapnya anggota Fraksi Partai Gerindra yang hadir ataupun ketiga cawagub. Selain itu, Syarif berpendapat, pertemuan seharusnya diadakan setelah hasil uji kelayakan dan kepatutan diumumkan agar lebih efektif dalam mendiskusikan teknis-teknis program pemerintahan.
Menurut Zakaria, safari ke Gerindra merupakan sarana silaturahmi cawagub dengan anggota fraksi partai di DPRD DKI. ”Batalnya pertemuan itu lebih karena waktu yang kurang tepat antara Gerindra dan tiga cawagub. Pada prinsipnya, Gerindra dan PKS berada seatap dalam pengajuan cawagub,” katanya.