Tahun 2019 ini menjadi ajang pembuktian bagi pebalap Indonesia di ajang Formula 2 atau F2, Sean Gelael. Itu karena musim balapan F2 yang bergulir pada Maret 2019 ini kemungkinan akan menjadi musim terakhir bagi Sean di F2.
Balapan F2 yang dimulai di Bahrain itu menjadi musim keempat bagi Sean di F2. Pencapainnya tidak begitu bagus pada musim-musim sebelumnya. Pada musim 2018, Sean finis di peringkat ke-15 klasemen pebalap, sama seperti pencapaiannya pada musim keduanya tahun 2017.
”Ini musim keempat saya. Seharusnya jam terbang sudah cukup. Insya Allah bisa berbuat yang terbaik tahun ini,” kata Sean saat ditemui di Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (8/2/2019).
Pebalap tim Prema Racing ini menyatakan, dirinya akan berusaha maksimal menjalani musim terakhirnya di F2. ”Sepertinya di F2 ini musim terakhir saya, maksudnya setelah empat musim, sudah selayaknya pindah ke mana gitu, Insya Allah ke Formula 1 (F1),” katanya.
Musim 2019 bakal menjadi tantangan berat bagi Sean. Pada musim keduanya bersama Prema, Sean harus bisa mencapai hasil jauh lebih baik daripada 2018, setidaknya masuk lima besar dan mengungguli rekan setimnya, Mick Schumacher (Kompas, 19/12/2018).
Harian Kompas melaporkan, target Sean bertahan di Prema Racing adalah untuk mendapatkan lisensi super agar bisa turun di F1. Lisensi super yang dikeluarkan Federasi Otomobil Internasional (FIA) ini merupakan sebuah kualifikasi yang memungkinkan sang pemegang lisensi untuk mengambil bagian di ajang F1.
Untuk itu, pada musim 2019 ini ia menargetkan bisa masuk ke lima besar karena itulah salah satu syarat untuk mendapat lisensi super.
”Kita lihat saja tahun ini hasilnya bagaimana. Semua pihak, termasuk manajemen, turut memikirkan itu. Tetapi, saya akan tetap fokus memberikan yang terbaik,” kata Sean ketika ditanya kapan bisa menembus balapan jet darat Formula 1.
Sean termenung cukup lama ketika ditanya tentang kendala yang dihadapi untuk melanjutkan karier di F1. Ia merasa apa yang dilaluinya selama ini sebagai sebuah proses. Anak pasangan pebalap senior Ricardo Gelael dan RA Sri Sudarini ini berharap bisa konsisten pada setiap putaran di musim 2019 ini.
Terkait dengan tim, Prema Racing bukanlah tim yang buruk di F2. Pada musim 2016, tim ini mengantar Pierre Gasly sebagai juara F2, disusul oleh Charles Leclerc pada musim 2017. Namun, kesuksesan itu tampaknya belum mampir ke tangan Sean.
Kenapa?
”Kalau saya tahu masalahnya, mungkin saya sudah menang sejak dulu, Mas,” katanya sembari tertawa. (INSAN ALFAJRI)