Laju investasi ke Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Kehadiran Bandara Internasional Jabar Kertajati dan pembangunan kawasan industri dinilai membawa investor ke daerah berjulukan “Kota Angin” itu.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS – Laju investasi ke Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Kehadiran Bandara Internasional Jabar Kertajati dan pembangunan kawasan industri dinilai membawa investor ke daerah berjulukan “Kota Angin” itu.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Majalengka, nilai investasi di daerah tersebut mencapai Rp 1,28 triliun pada 2018. Jumlah tersebut melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sekitar Rp 629 miliar. Pada 2016, nilai investasi tercatat Rp 455 miliar.
Jumlah perusahaan yang berinvestasi juga bertambah. Tahun lalu, tercatat 750 perusahaan mikro kecil, menengah, dan besar yang menanamkan modalnya di Majalengka. Bahkan, tercatat lima perusahaan besar yang berasal dari penanaman modal asing. Pada 2017, terdapat 458 perusahaan yang berinvestasi di daerah itu. Perusahaan itu bergerak di bidang properti, garmen, dan sepatu.
“Kehadiran BIJB Kertajati dan kawasan industri membuat investor tertarik ke Majalengka. Dua hingga tiga tahun ke depan, nilai investasi diprediksi tetap meningkat,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Penanaman Modal DPMPTSP Majalengka Ridwan M Ramdhani kepada Kompas, Jumat (8/2/2019).
BIJB Kertajati diresmikan Presiden Joko Widodo pada 24 Mei 2018 dan kini melayani 11 rute penerbangan, termasuk penerbangan umrah ke Madinah, Arab Saudi. Di sekitar bandara seluas 1.800 hektar itu juga tengah dibangun kawasan industri seluas 3.480 hektar.
Sebelumnya, Pemkab Majalengka juga telah menyiapkan kawasan industri di sembilan kecamatan, seperti Jatiwangi dan Sumberjaya. “Investor tidak perlu lagi pusing mencari lokasi. Kami sudah siapkan kawasan industri. Majalengka adalah kabupaten ramah investasi,” lanjutnya.
Menurut Ridwan, Majalengka kini menjadi daerah tujuan ekspansi pabrik tekstil dari Bandung, Karawang, dan Tangerang (Banten). Upah minimum kabupaten (UMK) Majalengka sekitar Rp 1,7 juta per bulan dianggap lebih kompetitif untuk industri dibandingkan dengan UMK di sentra industri Bekasi, sekitar Rp 4 juta.
Segitiga Emas
Sebelumnya, dalam acara Musyawarah Provinsi VII Kamar Dagang dan Industri Jabar di Cirebon, Kamis (7/2), Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebut BIJB Kertajati di Majalengka, Cirebon, dan Pelabuhan Patimban (Subang) sebagai masa depan perekonomian Jabar. “Ini segitiga emas di Jabar. Kami sedang mengusulkan daerah tersebut menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK),” ujar Kamil.
Dengan KEK, dana APBN dipastikan turun untuk kawasan tersebut. Perizinannya pun bisa lebih ringkas. “Kami sedang membahasnya semester ini. Tata ruangnya pun tengah dirancang,” ucap Kamil.
Segitiga emas tersebut, lanjutnya, bakal turut mengundang investor dating ke Jabar. Tahun lalu saja, realisasi investasi di provinsi berpenduduk 48,6 juta itu mencapai Rp 116 triliun.
“Ini juara satu di Indonesia dan menyumbang sekitar 30 persen pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.