JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan proyek jaringan telekomunikasi kabel bawah laut Indigo yang menghubungkan Australia dan Asia Tenggara selesai dilakukan pada Kamis (7/2/2019). Pengujian transmisi segera dilakukan konsorsium pelaksana proyek, yakni Indosat Ooredoo, bersama AARNet, Google, Singtel, SubPartners, dan Telstra. Jaringan tersebut ditargetkan siap dipakai sebelum pertengahan 2019.
Proyek jaringan telekomunikasi kabel bawah laut Indigo memiliki total panjang kabel 9.200 kilometer (km). Proyek ini dibagi menjadi Indigo West dan Indigo Central. Indigo West memiliki kabel bawah laut yang membentang sepanjang 4.600 km dari Singapura ke Perth, sedangkan kabel laut Indigo Central sepanjang 4.600 km dari Perth ke Sydney.
Proyek Indigo dirintis pada April 2017. Saat itu, konsorsium pelaksana proyek—Indosat Ooredoo, AARNet, Google, Singtel, SubPartners, dan Telstra—menandatangani perjanjian kerja sama dengan Alcatel Submarine Networks.
Pada saat pembangunan, proyek Indigo menggunakan teknologi optik terkini dan dua pasangan serat kabel yang mampu mendistribusikan akses internet hingga kecepatan 36 terabyte per detik.
Chief Technology and Information Indosat Ooredoo Dejan Kastelic dalam siaran pers mengatakan, penyelesaian pembangunan kabel bawah laut tersebut adalah bagian dari program peningkatan kualitas layanan. Setelah beroperasi, Indigo akan mendukung upaya Indosat Ooredoo dalam mendiversifikasi layanan internet internasional ke pasar Australia dan Asia Tenggara.
”Permintaan layanan data internet di Asia Tenggara dan Australia tumbuh pesat. Bagi kami, itu adalah peluang bisnis menarik,” katanya.
Mendukung
CEO AARNet Chris Hancock menuturkan, proyek Indigo mendukung sejumlah kegiatan penting bagi perkembangan sumber daya manusia Australia, misalnya penelitian dan pendidikan.
Sementara Kepala Global Wholesale Telstra Paul Abfalter menyebutkan, keberadaan proyek Indigo menjadi bagian penting dari strategi Telstra dalam mempertahankan dominasi pendistribusian layanan untuk kawasan Asia Pasifik.
”Kami akan terus berinvestasi dalam peningkatan kapasitas infrastruktur demi memenuhi permintaan layanan data internet yang semakin besar,” kata Paul.