Olahraga Malam, Siasat Warga Ibu Kota Menjaga Kebugaran
Oleh
Madina Nusrat
·4 menit baca
Malam hari menjadi jawaban bagi warga Ibu Kota untuk tetap menjaga kebugaran, sekaligus melepas stres bekerja seharian. Tak hanya untuk menyiasati agar tak terlambat masuk kerja di pagi hari, tetapi juga menghindari kemacetan yang selalu menghambat kelancaran aktivitas sehari-hari.
Kamis (7/2/2019), sekitar pukul 18.30, kawasan kompleks olahraga Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, sudah cukup ramai didatangi pengunjung. Mulai dari yang muda hingga tua, mengenakan pakaian dan celana khusus olahraga, menggerak-gerakkan tubuh mereka, di jalan lingkar yang mengelilingi stadion utama.
Beberapa orang berlari dalam kelompok yang terdiri dari dua hingga lima orang. Mereka berolahraga sembari bercakap-cakap dan bercanda dengan kawannya. Sesekali mereka memperlambat lajunya dan berjalan sejenak sebelum kembali memacu kakinya untuk melangkah lebih cepat.
Terlihat juga orang-orang berlari sendirian yang ditemani alunan musik dari alat pendengar nirkabelnya. Pada bahu jalan di sekitar stadion itu, sejumlah pengunjung duduk berkelompok melepas lelah seusai berolahraga selama beberapa waktu sambil meluruskan kakinya. Ada pula yang berbincang dengan temannya, dan juga ada yang sibuk dengan telepon selulernya.
Andrian (29) merupakan salah satu pengunjung yang cukup rutin berolahraga di kawasan GBK di malam hari. Dalam seminggu, ia menyambangi GBK sekitar empat hingga lima kali. Umumnya, olahraga yang ia lakukan di sini adalah berlari atau bersepeda.
"Sesekali saya dan teman-teman sekantor menyewa Lapangan ABC untuk bermain bola. Mungkin sekitar dua bulan sekali, tetapi memang lebih sering lari," katanya.
Warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini mengaku memilih berolahraga di malam hari karena faktor waktu. Ia merasa kesulitan menyempatkan berolahraga di pagi hari karena harus mengejar waktu masuk kantornya yang berada di Tangerang Selatan. Kalaupun sempat, ia hanya melakukan olahraga ringan di dalam rumah seperti push up dan sit up.
Andrian mengatakan lebih menikmati berolahraga di malam hari karena sudah tak terbebani pekerjaan. Setelah usai berolahraga, ia bisa langsung kembali ke rumahnya dan beristirahat. Karyawan sebuah pusat perbelanjaan itu mengaku selepas berolahraga, tubuh dan pikirannya yang digunakan seharian untuk bekerja menjadi lebih rileks.
Hal serupa juga diungkapkan Atara (31). Sebelum membiasakan diri berolahraga di malam hari, karyawati sebuah perusahaan di pusat Jakarta ini pernah memilih rutin berolahraga di pagi hari. Selama itu, dia harus bangun lebih pagi. Sebab, jika telat 10 menit saja, lari pagi pun urung dilakukan karena harus menghindari kemacetan dari rumahnya di Jatinegara, Jakarta Timur, menju tempatnya bekerja.
Sebaliknya, jika kegiatan olahraga dilaksanakan di malam hari, Atara tak perlu khawatir akan terlambat sampai di kantor akibat terjebak kemacetan. Malahan, olahraga malam hari di GBK bisa membuat ia menghindari kemacetan di saat jam sibuk pulang kerja, untuk menuju rumahnya.
Atara merasakan efek positif olahraga di malam hari. Setelah rutin melakukan aktivitas ini selama sekitar 3 tahun, kualitas tidurnya menjadi lebih baik karena tubuhnya menjadi lebih bugar.
“Dulu sempat sering susah tidur karena tekanan pekerjaan, sekarang sudah lebih baik. Saya juga masih menyempatkan olahraga pagi kalau waktunya memungkinkan,” sambungnya.
Sementara itu, Denny (36) menceritakan, mulanya ia lebih sering berolahraga di pagi hari meskipun ia harus mengatur jadwalnya sedemikian rupa. Namun, sekitar 5 tahun lalu, ia diajak rekan kantornya ikut berlari setelah jam pulang kerja di GBK. Meski awalnya sedikit enggan, pegawai sebuah bank swasta itu akhirnya menyanggupi ajakan koleganya.
Dari awalnya sedikit terpaksa, kini ia lebih sering melakukan olahraga pada malam hari. Selain bisa berinteraksi dengan rekan-rekannya di luar lingkungan kantor, Denny menuturkan suasana berolahraga malam cukup berbeda dibanding pagi hari.
“Lebih rame aja olahraga malam-malam seperti ini. (Olahraga) pagi biasanya hanya sendiri atau berdua, hanya bisa rame-rame saat libur atau car free day. Jadi, selain badan sehat, psikologisnya juga bagus,” tutur pria yang tinggal di wilayah Manggarai, Jakarta Selatan tersebut.
Denny menambahkan, waktu olahraga di malam hari tidak boleh terlalu malam. Biasanya, ia dan teman-temannya datang sekitar pukul 19.00 dan berlari beberapa putaran di kawasan GBK hingga sekitar pukul 20.30. Hal ini dilakukan agar ia tidak tidur terlalu larut setelah berolahraga yang dapat mempengaruhi kinerjanya di kantor.
Olahraga malam yang muncul akibat keterbatasan waktu, ternyata dapat dimanfaatkan secara maksimal asalkan dilakukan tidak berlebihan. Tak hanya membuat tubuh bugar, tetapi kegiatan ini juga menyehatkan pikiran dan jiwa pekerja Ibu Kota. (Lorenzo Anugrah Mahardhika)
Editor:
Madina Nusrat
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.