Pulau di Waduk Riam Kanan Bakal Rumah Baru Bekantan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyiapkan sebuah pulau di tengah Waduk Riam Kanan, Kabupaten Banjar sebagai lokasi baru konservasi bekantan (Nasalis larvatus), satwa endemik pulau Kalimantan. Kawanan bekantan yang dijumpai di luar kawasan konservasi akan direlokasi ke pulau tersebut.
Oleh
Jumarto Yulianus
·2 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyiapkan sebuah pulau di tengah Waduk Riam Kanan, Kabupaten Banjar, sebagai lokasi baru konservasi bekantan (Nasalis larvatus), satwa endemik pulau Kalimantan. Kawanan bekantan yang dijumpai di luar kawasan konservasi akan direlokasi ke pulau tersebut.
Pulau yang disiapkan untuk tempat konservasi bekantan memiliki luas 24 hektar. Pulau tersebut cukup mudah dijangkau. Dari dermaga kapal di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, hanya sekitar 20 menit perjalanan dengan kapal.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, pulau tersebut telah disurvei dan dipastikan cocok untuk habitat bekantan. Di sana tersedia makanan pokok bekantan berupa pucuk tanaman dan pisang muda.
”Pulau tersebut memadai untuk 100 bekantan. Kami akan merelokasi sebagian bekantan dari Kebun Binatang Surabaya dan kawanan bekantan yang masuk permukiman warga ke pulau tersebut,” kata Hanif di Banjarbaru, Jumat (8/2/2019).
Untuk tahap awal, sebanyak 20 bekantan akan direlokasi dari Kebun Binatang Surabaya ke pulau tersebut dalam waktu dekat. Itu karena bekantan yang saat ini berkembang biak di Kebun Binatang Surabaya juga berasal dari Kalsel.
”Secara prinsip, rencana relokasi itu sudah disetujui Wali Kota Surabaya dan juga sudah dilaporkan ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ini dilakukan untuk mengembalikan bekantan ke habitatnya dalam rangka penyelamatannya,” tutur Hanif.
Upaya penyelamatan bekantan mendesak dilakukan karena keberadaan bekantan kian terancam. Kawanan bekantan kerap diburu, bahkan dibunuh ketika masuk permukiman. Konflik manusia dengan bekantan sering kali tak terhindarkan. ”Bekantan adalah maskot Provinsi Kalsel yang keberadaannya saat ini harus ditangani secara serius,” ujarnya.
Ekowisata
Menurut Hanif, pulau yang disiapkan untuk tempat konservasi bekantan itu akan menjadi lokasi ekowisata baru. Lokasi ekowisata bekantan saat ini berada di Pulau Bakut, Kabupaten Barito Kuala. Populasi bekantan di Pulau Bakut, dengan luas 18 hektar itu, sekitar 70 ekor.
Selain menjadi tempat konservasi bekantan, pulau di tengah Waduk Riam Kanan juga akan menjadi tempat konservasi rusa sambar (Cervus unicolor). Saat ini, di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam ada 24 rusa sambar.
”Jadi, bekantan dan rusa sambar akan ditempatkan di satu pulau di tengah Waduk Riam Kanan. Kami membangun pulau tersebut sebagai lokasi ekowisata baru di Kalimantan Selatan,” katanya.
Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia Amalia Rezeki mendukung langkah Pemprov Kalsel merelokasi bekantan dari Kebun Binatang Surabaya dan luar kawasan konservasi ke pulau di tengah Waduk Riam Kanan.
”Pada prinsipnya, kami mendukung. Apalagi mengingat riwayat sebelumnya, sebagian kelompok bekantan di Kebun Binatang Surabaya berasal dari Kalsel, khususnya dari Pulau Kaget di Sungai Barito,” kata Amalia.