Puluhan Ribu Anak Yahukimo Belum Diimunisasi Polio
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Cakupan imunisasi polio di Kabupaten Yahukimo, Papua, baru mencapai sekitar 10 persen dari target 58.029 anak. Artinya, lebih dari 50.000 anak tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit menular tersebut. Hal itu menyebabkan kini muncul kasus baru polio di kabupaten tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum, saat ditemui di Jayapura, Jumat (8/2/2019), membenarkan cakupan imunisasi polio di Yahukimo baru mencapai 10 persen.
Kondisi ini yang menyebabkan munculnya kasus polio di Yahukimo pada 27 November 2018. Penyakit itu dialami seorang anak berusia dua tahun. Awalnya, pasien mengalami demam dan kemudian lumpuh pada kaki kiri.
Seorang dokter di Dekai, ibu kota Yahukimo, yang memeriksa kondisi pasien itu, langsung menyampaikan hal tersebut kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo dan Provinsi Papua. Dari hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan di Surabaya dan Jakarta, pasien tersebut positif polio.
"Dari hasil laporan di lapangan, imunisasi polio tidak terlaksana di 17 unit puskesmas. Hanya 14 puskesmas di Yahukimo yang melaksanakan imunisasi polio yang juga dibantu oleh Unicef, lembaga agama, Dinkes Papua, dan tenaga misionaris seperti Trevor Johnson," papar Aaron.
Aaron mengatakan, rata-rata setiap puskesmas di Yahukimo mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sekitar Rp 700 juta per tahun. Seharusnya, anggaran tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan imunisasi polio.
"Ada beberapa puskesmas yang mampu menggunakan dana BOK untuk imunisasi polio, seperti di Distrik Suntamon dan Distrik Penggema. Seharusnya, kepala puskesmas yang lain memiliki hati nurani dan komitmen untuk melaksanakan hal yang sama," tutur Aaron.
Ia menambahkan, Dinkes Papua bersama tim Kementerian Kesehatan, Unicef, pihak gereja, dan Dewan Adat Papua akan bersinergi untuk mencegah meluasnya polio di Yahukimo. "Dari data terakhir, terdapat lima anak di Dekai yang diduga mengalami polio. Saat ini kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium di Surabaya," tutur Aaron.
Banyak distrik yang belum memiliki lapangan terbang sehingga harus dijangkau menggunakan helikopter.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo Lewi Yando mengakui, banyak puskesmas yang belum melaksanakan imunisasi polio di daerah itu. Hal ini disebabkan minimnya biaya operasional untuk penyediaan helikopter untuk kegiatan tersebut.
"Kami hanya memiliki 31 puskesmas untuk melayani 51 distrik (setingkat kecamatan). Satu puskesmas bisa melayani dua hingga empat distrik. Banyak distrik yang belum memiliki lapangan terbang sehingga harus dijangkau menggunakan helikopter," kata Lewi.
Kepala Bidang Kesehatan dari Unicef Papua dr Ratih Wulandaru mengatakan, pihaknya memberikan bantuan teknis dan monitoring terkait kasus polio di Yahukimo. "Bantuan teknis berupa strategi, analisis, dan program untuk mengatasi masalah polio di Yahukimo," katanya.