Putri Bhumibol Diajukan Jadi Calon PM, Bersaing dengan Prayuth
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
BANGKOK, JUMAT - Putri Ubolratana Mahidol, putri sulung mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, diajukan oleh Partai Thai Raksa Chart menjadi kandidat Perdana Menteri Thailand, Jumat (8/2/2019). Ia bakal bersaing dengan kandidat militer, yakni Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Dengan demikian, Ubulratana bakal menjadi pesaing utama bagi militer yang ingin terus melanggengkan posisi politiknya di negara kerajaan tersebut. Pemilihan Umum Thailand dijadwalkan akan berlangsung pada 24 Maret 2019.
Pengajuan Putri Ubolratana yang kini berusia 67 tahun itu cukup mengejutkan banyak pihak. Sebab, ia menjadi orang pertama dari keluarga kerajaan yang berupaya memasuki ranah politik selama 86 tahun Thailand berdiri sebagai negara monarki konstitusional.
Pencalonan itu juga memicu pertanyaan mengenai hubungan antara kerajaan dan militer. Selama ini, militer berperan penting dalam panggung politik Thailand dan turut mendukung monarki.
Pemilu yang sering tertunda itu merupakan yang pertama kalinya digelar sejak Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, petinggi militer negara itu, berkuasa pada 2014. Menurut para pengamat, Ubolratana akan menjadi calon kuat karena ideologi rakyat Thailand cenderung menempatkan kerajaan pada posisi paling atas.
Aktivis antinarkoba
Ubolratana sering dipandang sebagai anak favorit mendiang Raja Thailand
Bhumibol Adulyadej. Namun, setelah menikahi Peter Jensen, seorang warga Amerika Serikat, pada 1972, Ubolratana tidak lagi diakui sebagai anak oleh ayahnya. Akibatnya, Ubolratana kehilangan gelarnya sebagai anggota kerajaan dan tinggal di AS sejak itu.
Setelah cerai dengan suaminya pada 2001, Ubolratana kembali tinggal di Thailand. Sejak itu, ia aktif terlibat kegiatan amal, melalui yayasan bernama "To Be No. 1" yang mempromosikan gerakan antinarkoba di kalangan muda.
Ubolratana juga cukup sering mempromosikan film dan pariwisata Thailand melalui forum internasional. Seperti keluarga kerajaan lainnya, pada saat itu, ia tidak terlibat dalam ranah politik.
Secara mengejutkan, Ubolratana kini berafiliasi dengan partai yang biasanya menentang kekuatan monarki dan militer. Lawannya, Prayuth Chan-ocha, dicalonkan pada pekan lalu oleh Partai Palang Pracharat, yang merupakan salah satu lembaga paling loyal pada kerajaan di Thailand dan sering dianggap sebagai pro-militer.
Selama 10 tahun terakhir, protes besar-besaran di jalan, kudeta, dan serangan lainnya cukup sering terjadi. Rasa ketidakpastian meningkat sejak meninggalnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej pada 2016. Ia dianggap sebagai sosok penjaga stabilitas sejak naik takhta pada 1946.
Pengaruh Thaksin
Pada 2001, seorang konglomerat bernama Thaksin Shinawatra memenangi Pemilu saat itu dan menjadi Perdana Menteri Thailand. Ia memiliki kebijakan populis yang didukung oleh banyak masyarakat Thailand, namun ia tidak disukai oleh penguasa tradisional.
Pada 2006, ia digulingkan oleh kubu pendukung kerajaan dan militer. Sejak 2008, ia mengasingkan diri ke luar negeri untuk menghindari hukuman atas tuduhan tindak pidana korupsi, yang menurutnya didorong oleh urusan politik.
Meskipun demikian, Thaksin diperkirakan masih memiliki pengaruh besar dalam politik di Thailand. Ia kemungkinan berperan penting dalam pencalonan Ubolratana karena Ubolratana berafiliasi dengan partai yang memiliki hubungan baik dengan Thaksin.
Sejumlah pengamat politik Thailand juga setuju bahwa Thaksin memiliki hubungan baik dengan Ubolratana serta saudara laki-lakinya, Maha Vajiralongkorn, yang merupakan Raja Thailand sejak 2016.
Bagi masyarakat Thailand, Pemilu tahun ini merupakan momen yang sangat penting. Sejumlah besar di antara mereka menginginkan agar kekuasaan militer diakhiri. (AP)