Muhammadiyah, akan menggelar Sidang Tanwir di Kota Bengkulu, Bengkulu pada 15–17 Februari 2019. Sidang akan mengangkat tema “Beragama yang Mencerahkan”.
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Muhammadiyah akan menggelar Sidang Tanwir di Kota Bengkulu, Bengkulu, pada 15–17 Februari 2019. Sidang akan mengangkat tema ”Beragama yang Mencerahkan”. Rekomendasi yang akan dihasilkan dari sidang tersebut, menurut rencana, akan diserahkan kepada calon presiden pada Pemilu Presiden 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat berkunjung ke redaksi harian Kompas di Jakarta, Jumat (8/2/2019), mengatakan, tema ”Beragama yang Mencerahkan” dipilih karena pihaknya melihat ada kecenderungan praktik beragama di Indonesia yang kurang mendorong kemajuan.
Penilaian ini terlihat dari setidaknya tiga hal. Pertama, spiritualisasi agama yang tidak tepat, dengan arti, pahala menjadi tujuan utama dari beragama. Kedua, komodifikasi agama. Ketiga, politisasi agama. Kecenderungan ini sudah begitu terasa sehingga terjadi polarisasi yang kuat di tengah masyarakat. Ditambah lagi ruang-ruang media sosial yang tak terkontrol dengan baik, polarisasi kian tajam.
”Oleh karena itu, Sidang Tanwir mengangkat tema ’Beragama yang Mencerahkan’ sehingga beragama ini kembali membangun akhlak, membawa manusia untuk berpijak pada kebenaran dan nilai-nilai universal. Dengan itu, agama menjadi sesuatu yang inklusif, bukan eksklusif,” kata Mu’ti.
Sidang Tanwir kali ini, menurut rencana, akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dihadiri oleh sejumlah pejabat kementerian dan lembaga negara. Para pemimpin partai politik juga diundang, termasuk dua tokoh nasional yang akan berkontestasi pada Pemilu Presiden 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Mengenai dipilihnya Universitas Muhammadiyah Bengkulu di Bengkulu sebagai tuan rumah sidang, menurut Mu’ti, karena jejak sejarah kuatnya ikatan nasionalisme dan nilai-nilai Muhammadiyah di Bengkulu. Ini ada pula kaitannya dengan Bengkulu sebagai daerah asal ibu negara Indonesia yang pertama, Fatmawati.
”Ayah dari Ibu Fatmawati adalah Bapak Hasan Din, tokoh Melayu yang membawa Muhammadiyah (ke Bengkulu). Membawa nilai-nilai Islam, tetapi bisa berintegrasi dengan masyarakat,” kata Mu’ti.
Selain itu, ada tradisi untuk menggelar Sidang Tanwir di Indonesia bagian barat dan timur secara bergantian. Setelah pada 2017 digelar di Ambon, Maluku; Bengkulu yang berada di bagian barat Indonesia mendapat giliran.