Liverpool berpeluang besar merebut kembali puncak klasemen Liga Inggris saat menjamu Bournemouth, Sabtu (9/2/2019). ”The Reds” tak perlu panik dengan kembalinya para pemain andalan.
LIVERPOOL, JUMAT - Kecemasan pendukung Liverpool menjadi kenyataan. Tim kesayangan mereka digusur Manchester City dari puncak klasemen Liga Inggris, posisi yang mereka kuasai sejak awal Desember lalu. Namun, sesungguhnya tidak ada alasan bagi ”The Reds” untuk panik.
Ibarat opera sabun, saat ini publik Liverpool terpaksa menyaksikan timnya tertinggal dari City dalam perburuan gelar juara. City mengudeta The Reds dari puncak klasemen Liga Inggris seusai membekap Everton, 2-0, Kamis dini hari WIB. Padahal, akhir tahun lalu, mereka sempat melesat dan unggul sembilan poin dari City.
Euforia pun berganti histeria di kalangan suporter The Reds. Bayangan akan kegagalan meraih gelar juara yang lama didamba, yaitu 29 tahun, kembali muncul. ”Liverpool mulai kehilangan alur cerita. Kini, tekanan benar-benar mendatangi mereka,” tulis The Times mendramatisir kisah kudeta City terhadap Liverpool.
Meskipun demikian, terlalu dini menghakimi Liverpool bakal kembali antiklimaks, yaitu gagal juara seperti halnya di musim 2001-2002, 2008-2009, dan 2013-2014. The Reds masih bisa kembali bertakhta di puncak Liga Inggris, yaitu dengan keunggulan tiga poin dari City, jika mampu melewati hadangan Bournemouth, Sabtu pukul 22.00 WIB di Anfield.
Laga kontra tim papan tengah seperti Bournemouth ini memang tidak bisa dianggap sebelah mata. Pada dua laga sebelumnya, The Reds selalu tersandung dari tim-tim menengah seperti itu. Mereka berturut-turut ditahan Leicester City dan West Ham United. Selain itu, tim tamu juga punya rekam jejak menakutkan. Bournemouth menggilas tanpa ampun Chelsea, 4-0, pekan lalu.
”Sekarang bukan saatnya untuk panik. Ini saatnya kami untuk rileks, menikmati, dan tampil lebih baik. West Ham memang membuat kami kesulitan. Namun, saat itu, kami tidak dalam kondisi terbaik. Yang perlu kami lakukan adalah kembali menemukan percikan yang sempat menghilang,” tutur Andy Robertson, bek kiri Liverpool, dikutip The Guardian.
Bagi Andy, laga kontra Bournemouth justru bisa menjadi titik balik timnya ke jalur juara. Optimisme ini tidak terlepas dari pulihnya tiga pemain kunci mereka, yaitu Jordan Henderson, Georginio Wijnaldum, dan Trent Alexander-Arnold. Seperti dilansir Liverpool Echoe, ketiganya telah berlatih penuh dengan anggota tim lainnya pada Kamis dan Jumat.
Kembali pulihnya Arnold bakal menjadi dorongan masif bagi pertahanan The Reds. Tanpa Arnold, mereka sempat limbung. Pemain seperti Henderson dan James Milner sempat menjadi bek sayap kanan dadakan, masing-masing di laga kontra Leicester dan West Ham, karena ketiadaan pemain pelapis di sektor itu. Tanpa Wijnaldum, mereka sempat kehilangan tenaga dan kreativitas di lini tengah.
Mengasah Refleks
Selain ketiga pemain itu, kerja keras dalam latihan juga diperlihatkan kiper Alisson Becker. Ia rela mengotori kaus latihannya untuk mengasah kemampuan refleks dan teknik penyelamatan gawang lainnya, dua hari terakhir. Sepanjang 2019 ini, ia tidak cukup bagus. Gawangnya tujuh kali kebobolan dari lima laga Liga Inggris, termasuk kontra Leicester dan West Ham.
Padahal, sepanjang 2018 lalu, gawangnya hanya kebobolan delapan gol dari 20 laga di Liga Inggris. Trofi juara menjadi motivasinya berlatih keras akhir-akhir ini. “Kami yakin bisa juara. Sebelumnya, kami telah menunjukkan betapa cukup bagusnya kami. Untuk itu, kami ingin kembali menunjukkan itu. Kami tidak boleh lagi kehilangan poin,” tutur Becker dikutip Sky Sports.
Meskipun lebih diunggulkan, The Reds tetap patut mewaspadai Bournemouth. Tim itu berpotensi melukai The Reds. Mereka pernah membekap dan menahan imbang The Reds pada musim 2016-2017. Mereka bertekad menjadi tim pertama yang menjungkalkan Liverpool di kandangnya, Anfield, dalam setahun terakhir.
“Sudah sangat lama tidak ada tim yang menang di Anfield. Kami ingin menang di sana untuk mengukir sejarah baru bagi klub,” tutur Manajer Bournemouth Eddie Howe.