Erupsi Gunung Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara, mengakibatkan putusnya akses jalan menuju Desa Batubulan. Bantuan pangan bagi ratusan warga desa itu dikirim melalui jalur laut.
MANADO, KOMPAS — Erupsi efusif Gunung Karangetang di Pulau Siau pada Kamis-Jumat (7-8/2/2019) mengakibatkan 494 warga Desa Batubulan di Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, terisolasi. Bantuan pangan dan kebutuhan lain untuk warga tersebut harus didistribusikan lewat jalur laut.
Saat terjadi erupsi efusif, guguran lava yang mengalir dari puncak Gunung Karangetang telah menutup akses jalan bagi warga Desa Batubulan sehingga 494 warga di sana terisolasi. Sementara 195 warga dari Desa Kawahang, Kecamatan Siau Barat Utara, mengungsi sejauh 12 kilometer menuju kawasan Paseng, Kecamatan Siau Barat.
Wakil Bupati Sitaro John Palandung, saat dihubungi Jumat malam, mengatakan, sebagian warga Desa Batubulan itu tidak sempat dievakuasi setelah guguran lava menutup jalan desa yang menghubungkan Batubulan dan Kawahang.
Bahkan, guguran lava pijar itu telah sampai ke kawasan pantai Batubulan. Perairan di sekitar Batubulan sekarang ditutup untuk kegiatan masyarakat.
Upaya untuk menjangkau warga Batubulan yang terisolasi itu berhasil dilakukan Jumat pagi melalui jalur laut. Bantuan pangan kemudian dikirim dengan perahu nelayan. John menginformasikan, makanan tersebut cukup untuk cadangan pangan warga selama 15 hari.
Sehari sebelumnya, upaya mengirim bahan pangan ke Batubulan lewat laut gagal karena gelombang tinggi. Yudi Tatipang, pengamat Gunung Api Karangetang, mengatakan, guguran lava pijar mirip bongkahan batu api menggelinding turun dari kawah II Karangetang.
Gunung setinggi 1.784 meter di atas permukaan laut itu memang memiliki dua kawah utama, yakni kawah I di sisi selatan dan kawah II di sisi utara.
”Kali ini yang aktif erupsi adalah kawah II yang mengeluarkan guguran lava pijar,” kata Yudi. Ia menambahkan, erupsi efusif serupa terjadi pada 2015 dengan daya rusak tinggi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sitaro Bob Wuaten mengatakan telah menetapkan status tanggap darurat di empat kecamatan, yakni Siau Barat Utara, Siau Barat, Siau Tengah, dan Siau Timur. Tanggap darurat berlaku hingga 12 Februari 2019.
Secara terpisah, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, di Bandung, menjelaskan, aktivitas Gunung Karangetang masih tinggi dan dalam level III atau status Siaga.
”Pembentukan kubah lava masih berlangsung dan masyarakat harus mewaspadai longsor atau guguran lava pijar ke arah barat laut serta potensi terjadinya awan panas,” kata Kasbani.
Penumpukan lava juga berpotensi diikuti penyimpangan arah aliran atau guguran lava serta awan panas guguran ke arah Kali Batukole, Kali Batuare, dan Kali Saboang. Warga Kampung Niambangeng, Beba, dan Batubulan sebaiknya dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas. (ZAL/SEM)