Sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto (62), semakin menghayati masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan. Dunia bisnis yang sempat digelutinya sebelum ini, kini hanya ia amati dari jauh. Sebaliknya, ia semakin merisaukan pembangunan kebangsaan. Dalam hal inilah ia mengingat betapa Indonesia belum banyak memiliki guru bangsa.
“Gus Dur dan Cak Nur sudah tiada. Kini Buya Syafii dan Gus Mus sudah sepuh. Semoga segera mucul guru bangsa dari generasi lebih muda,” ujarnya awal pekan ini.
Dari jadwal rapatnya yang sangat padat, termasuk dari satu seminar ke seminar lain, Dhamek-–panggilan akrabnya-- punya kiat khusus untuk menjaga staminanya, yaitu minum vitamin C, mengunyah bawang lanang, dan berolah kebugaran.
Saat menyongsong Tahun Baru Imlek 2019 kemarin, Sudhamek juga menyampaikan pesan kepada segenap komunitas Tionghoa untuk merayakan hari besar itu namun dengan sederhana dan tetap menjaga persatuan.
Pesan lainnya adalah “Terus berjuang tanpa lelah untuk memajukan bangsa Indonesia yang adil, maju di segala bidang.”
Begitulah Sudhamek, ia merindukan guru bangsa dari generasi lebih muda. Itu pula yang ia rindukan untuk penyelesaian masalah-masalah bisnis yang kini sedang banyak didisrupsi oleh kemajuan teknologi digital. Di harian ini ia pernah dikutip menantang anak dan stafnya yang masih muda untuk mengambil keputusan penting.