Tim Nonunggulan Tebar Ancaman
Babak empat besar Proliga yang memperebutkan tiket ke partai final menuntut kesiapan mental dan fisik pemain. Status tim unggulan bukan jaminan untuk meraih kemenangan.
KEDIRI, KOMPAS - Babak empat besar kejuaraan bola voli Proliga 2019 menyuguhkan persaingan ketat menuju partai final. Tim-tim unggulan yang mendominasi babak reguler dipaksa bermain habis-habisan untuk memetik kemenangan. Sementara tim-tim bukan unggulan mampu bermain lepas dan menebar ancaman dengan menjungkalkan tim-tim unggulan.
Hal itu terlihat dalam laga kategori putri di GOR Joyoboyo, Kediri, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019). Tim peringkat kedua klasemen akhir babak reguler Jakarta BNI 46 justru takluk 0-3 (18-25, 23-25, 15-25) dari tim peringkat ketiga Jakarta Pertamina Energi.
Selain secara peringkat BNI 46 unggul atas Pertamina, secara statistik pertemuan BNI 46 pun lebih baik dari Pertamina. Pada putaran pertama, BNI 46 menang 3-0 atas Pertamina Energi. Di putaran kedua, Pertamina hanya membalas dengan kemenangan 3-1.
Pelatih Pertamina Muhammad Anshori mengatakan, timnya belajar banyak dari dua laga di babak reguler. ”Dari pertemuan pertama dan kedua, saya paham permainan lawan.
Jadi, saya tahu harus menerapkan strategi apa ketika bertemu mereka kembali. Kemenangan ini menambah motivasi anak-anak. Semoga kami bisa meraih hasil optimal pada laga-laga yang tersisa,” tutur Anshori.
Pelatih BNI 46 Risco Herlambang tak kaget dengan performa Pertamina Energi. Sebab, Pertamina Energi punya materi pemain berkualitas, terutama pemain asal Ukraina, Anna Stepaniuk, dan pemain Dominika, Bethania de la Cruz. Apalagi, tim itu juara bertahan Proliga.
Persaingan sengit juga terjadi saat tim peringkat pertama klasemen akhir babak reguler, Jakarta PGN Popsivo Polwan, bertemu peringkat keempat Bandung Bank BJB Pakuan.
Dalam laga itu, Popsivo menang susah payah, 3-2 (19-25, 25-19, 25-20, 19-25, 15-9). Bahkan, mereka nyaris kalah andai pemain andalannya, Aprilia Manganang, tidak bermain optimal dengan spike-spike kerasnya.
Pelatih Popsivo Chamnan Dokmai menuturkan, komunikasi antarpemainnya sangat buruk. Akibatnya, center dan libero gagal berkontribusi optimal.
”Ini bukan hari yang baik untuk kami. Tim harus berbenah jika ingin terus melaju ke final,” ujarnya. Menghadapi sisa laga, Dokmai akan berdiskusi mendalam dengan pemainnya.
Pelatih Bank BJB Pakuan Teddy Hidayat mengutarakan, timnya bermain lepas tanpa beban karena target sudah tercapai, yakni mencapai babak empat besar. Untuk itu, para pemain tidak diberikan lagi target apa pun. Mereka hanya diminta bermain sebaik-baiknya.
Kategori putra
Adapun persaingan di kategori putra juga ketat. Peringkat kedua reguler, Jakarta BNI 46, bersusah payah menang 3-1 (24-26, 25-12, 25-18, 26-24) atas peringkat ketiga reguler sekaligus juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator.
Pelatih BNI 46 Samsul Jais mengatakan, ia sudah mewanti-wanti para pemainnya untuk tidak bermain ”jorok” sedikit pun sejak awal. Maksudnya, pemain diminta displin tidak melakukan kesalahan sejak pengambilan bola pertama ataupun ketika melakukan servis. Pengambilan bola pertama ataupun servis adalah penentu hasil laga. ”Jika tidak bisa melakukan itu dengan baik, pasti tim akan sulit mengumpulkan poin. Terbukti, di set pertama, kami kehilangan 14 poin dan sudah susah untuk dikejar lagi,” tegasnya.
Samsul menuturkan, di babak empat besar semua tim ingin menang. Untuk itu, tim dengan pemain yang lebih siap secara mental dan fisik akan memenangkan laga. ”Kalau mental dan fisik oke, kemungkinan pemain itu akan konsentrasi penuh dalam pertandingan, dan tidak akan membuat kesalahan yang cuma-cuma,” tuturnya.
Pelatih Bhayangkara Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono mengutarakan, timnya memang tidak bermain baik. Banyak kesalahan yang terus diulang, antara lain pengambilan bola pertama yang buruk. Di sisi lain, servis yang dilakukan tidak menyerang sehingga lawan bisa cepat melakukan serangan balik mematikan.
”Semua tim yang ada di final four ngotot untuk menang. Ketika ada tim yang melakukan kesalahan sedikit pun, pasti mereka akan dihajar tim-tim lain. Kali ini, tim kami banyak membuat kesalahan sehingga kalah. Di pertandingan selanjutnya, kami harus bermain lebih baik jika ingin lolos ke final seperti musim lalu,” pungkas Ibarsjah.
Pembuktian Palembang
Pada laga lainnya, tim peringkat pertama klasemen akhir reguler, putra Jakarta Pertamina Energi justru takluk 0-3 (21-25, 14-25, 24-26) dari tim peringkat empat klasemen akhir reguler, Palembang Bank SumselBabel. Dengan kemenangan itu, Bank SumselBabel menunjukkan konsistensi permainan seperti musim lalu. Pada tahun lalu, mereka pun sempat terseok-seok untuk masuk final four. Namun, ketika sampai di babak empat besar, mereka tampil meyakinkan dan lolos ke final sebelum dikandaskan Bhayangkara Samator.
Pelatih Bank SumselBabel Pascal Wilmar mengatakan, hadir sebagai tim unggulan keempat, timnya justru melakukan persiapan matang sebelum laga final four. Di sisi lain, mereka coba menganalisa permainan Pertamina Energi. "Secara keseluruhan, kami sudah paham dengan pola serangan Pertamina Energi. Jadi, kami latih cara antisipasi serangan mereka berulang saat latihan. Tenyata anak-anak bisa konsisten antara peforma latihan dan tanding. Itulah kunci kemenangan kami," ujarnya.
Selain itu, Pascal menyampaikan, timnya benar-benar main tanpa beban. Karena hanya dianggap tim unggulan keempat, banyak lawan yang menganggap remeh Bank SumselBabel. Apalagi, pemain-pemain yang ada bukan kategori bintang. "Dari situ, anak-anak justru ingin membuktikan diri. Walau bukan unggulan dan bukan pemain bintang tapi mereka bisa membuktikan kapasitasnya," kata Pascal.
Pelatih Pertamina Energi Putut Marhaento menuturkan, hari ini Bank SumselBabel main sangat rapih. Dua pemain asing mereka juga bisa tampil optimal, yakni pemain asal Kuba Afredo Zequeira Cairo dan pemain asal Rusia Khasoni Mufid. Mereka bisa melakukan blok yang baik dan melakukan spike-spike yang mematikan.
"Tapi, kami akan coba bangkit. Karena evaluasi paling utama setelah kalah adalah bagaimana kamu bisa bangkit dan melupakan kekalahan kemarin," tegas Putut.