JAKARTA, KOMPAS – Dua bulan menjelang Pemilihan Presiden 2019, tim pemenangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi terus berupaya merebut suara di Jawa Tengah. Setidaknya mereka menargetkan untuk memperkecil keterpautan suara menjadi lebih tipis di daerah tersebut.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengadakan rapat konsolidasi di Solo, Jumat (8/2/2019). Rapat tersebut turut dihadiri oleh Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno beserta seluruh direktorat BPN.
Juru Bicara BPN, Anggawira, mengatakan, rapat konsolidasi tersebut antara lain membahas mengenai strategi pemenangan di Jawa Tengah. Tim pemenangan juga sudah mengarahkan peta pertarungan Pilpres di wilayah tersebut.
“Medan tempurnya sekarang ada di Jawa Tengah. Tentunya ini akan menjadi pusat pergerakan kita,” ungkap Anggawira di Jakarta, Minggu (10/2/2019).
Diakui Anggawira, elektabilitas Prabowo-Sandi masih kalah di Jawa Tengah. Oleh karena itu, upaya peningkatan elektabilitas akan terus mereka gencarkan. Meski kalah di Jawa Tengah, Anggawira mengklaim Prabowo-Sandi unggul di Sumatera, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
“Di Jawa Tengah dan Jawa Timur kami masih terus berkompetisi,” kata Anggawira.
Anggawira menambahkan, selain Jawa Tengah, Jawa Timur juga menjadi salah satu wilayah yang terus diincar. Menurutnya, kemenangan akan bisa dikunci jika selisih suara di Jawa Tengah bisa dipersempit dan perolehan suara di Jawa Timur bisa berimbang.
Dalam beberapa kesempatan, Sandiaga juga kerap melakukan kampanye ke sejumlah titik di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain di Surabaya, ia juga telah mendatangi wilayah Jawa Tengah seperti Demak dan Brebes.
Wakil Direktur Relawan BPN, Yahdil Abdi Harahap, mengatakan, sekitar 70-80 persen pembahasan dalam rapat konsolidasi di Solo Jumat lalu berkaitan dengan strategi kemenangan di Jawa Tengah. Bahkan, dalam beberapa minggu ke depan kembali akan diadakan rapat di Solo.
“Kami sedang menggenjot betul di Jawa Tengah, termasuk kerja relawan, direktorat-direktorat, partai politik pendukung. Semua diarahkan untuk kerja-kerja di Jawa Tengah,” kata Yahdil saat ditemui.
Meningkat
Berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh Celebes Research Center (CRC) pada Minggu, elektabilitas Prabowo-Sandi ada di angka 31,7 persen, sedangkan Jokowi-Ma’ruf sebanyak 56,1 persen. Sementara itu, elektabilitas Prabowo meningkat sebanyak 0,4 persen sejak September 2018 hingga Januari 2019.
Menanggapi hal tersebut, Anggawira menyatakan bahwa timnya akan terus melakukan pergerakan pada lapisan masyarakat tingkat bawah untuk menggenjot suara. “Itu sangat efektif, terutama untuk menyerap aspirasi masyarakat,” katanya.
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan, guna menaikkan elektabilitas, narasi-narasi yang lebih konkret berkaitan dengan isu ekonomi harus lebih digaungkan oleh Prabowo-Sandi. Bukan hanya mengkritisi kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintahan Jokowi.
Guna menaikkan elektabilitas, narasi-narasi yang lebih konkret berkaitan dengan isu ekonomi harus lebih digaungkan oleh Prabowo-Sandi
“Tim BPN juga harus rajin mengkonsolidasi gerakan di bawah, pesan politik tersebut akan terasa sia-sia juga tidak sampai ke bawah,” kata Adi.