JAKARTA, KOMPAS - Kedutaan Besar Republik Indonesia luncurkan program Kampung Korea di Seoul, Korea Selatan, Minggu (10/2/2019). Program yang berisi pelatihan manajemen keuangan dan kewirausahan itu bertujuan menyiapkan pekerja migran Indonesia menjadi pioner pembangunan saat kembali ke Indonesia.
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi mengatakan, program Kampung Korea yang juga akronim dari Kami Mantap Pulang dari Korea, bertujuan memberdayakan para pekerja migran Indonesia untuk memiliki motivasi dan inspirasi sebagai bekal dalam melanjutkan hidup saat kembali ke Indonesia. Mereka yang mengikuti program ini diharapkan menjadi teladan penggerak ekonomi di Indonesia.
Pelatihan program ini melibatkan ahli keuangan, investasi dan inkubasi usaha dan pemberdayaan masyarakat dari Indonesia maupun Korea Selatan. Adapun jenis pelatihan yang diberikan berupa pelatihan manajemen keuangan dan pelatihan kewirausahaan, seperti bisnis cafe, kuliner, ternak, hingga pelatihan membuat video blogging.
Pelatihan ini diikuti sekitar 100 peserta dan dihadiri perwakilan dari Kantor Pelayanan Pengembangan Tenaga Kerja Asing Korea, Pusat Perlindungan Tenaga Kerja Asing Korea, Imigrasi Korea, Bank Rakyat Indonesia, Bank Nasional Indonesia, Garuda Indonesia, dan Persatuan Pelajar Indonesia di Korea.
Kegiatan ini merupakan program pemberdayaam yang disinergikan dengan beberapa program sebelumnya seperti program pelayanan, perlindungan maksimal, dan kesehatan. Integrasi berbagai program ini menyasar kantong-kantong pekerja migran Indonesia di Korea Selatan.
Sambutan positif
Program Kampung Korea yang baru pertama kali dilakukan sejak KBRI Seoul dibuka, mendapatkan sambutan positif dari para pekerja migran Indonesia dan mereka yang pernah bekerja di Korea dan sudah kembali ke Indonesia.
Misalnya, Azis, salah satu peserta asal Cirebon, menilai program ini mampu meningkatkan kepercayaan dirinya untuk bekerja lebih baik. Ia bertekad menerapkan pelatihan manajemen keuangan itu sebaik mungkin agar lebih siap saat pulang ke Indonesia.
Hal serupa dikatakan mantan pekerja migran Indonesia di Korea Selatan, Winarno, yang saat ini sudah membuka usaha Mbok Biyem Yogyakarta. "Pekerjaan di Korea adalah bagian perjalanan menuju sukses. Namun, sukses sebenarnya saya dapatkan di Indonesia,” katanya.
Secara keseluruhan, jumlah Warga Negara Indonesia di Korea Selatan pada Desember 2018 berjumlah 47.366 orang. Dari jumlah itu, 34.920 di antaranya merupakan pekerja mgiran dengan rincian, yang dikirim pemerintah sebanyak 29.360 orang. Sedangkan sisanya yang berjumlah 5.320 orang dikirim swasta dan bekerja sebagai anak buah kapal. Mereka tersebar di 86 kota di Korea Selatan.
Jumlah itu jika diberdayakan secara potensial, mereka tidak hanya merasakan hidup sejahtera, tetapi mampu menjadi penggerak ekonomi di daerah masing-masing. Oleh karena itu, program ini diharpakan dapat dilanjutkan di daerah masing-masing. Tujuannya agar menyiapkan sejak dini calon pekerja migran yang akan bekerja ke Korea Selatan.
“Ke depannya, saya berharap setiap daerah asal pekerja migran Indonesia eks Korea Selatan akan didirikan kampung Korea dalam arti sebenarnya. Kampung yang nyaman dan modern, dimana terdapat balai latihan kerja untuk generasi selanjutnya agar siap ke Korea, ada rumah yang memadai, dan tempat usaha yang menghasilkan pendapatan yang memadai," ujar Umar.
Untuk wewujudkan hal itu, pihaknya sedang menggalang kerja sama dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan berbagai organisasi sosial. (*/STEFANUS ATO)