BANYUWANGI, KOMPAS – Kecelakaan yang melibatkan truk pengangkut gulungan kabel dan sebuah minibus terjadi Jalur Pantura ruas Hutan Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Akibatnya tiga orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Kecelakaan terjadi di kilometer 253 Jalan Raya Hutan Baluran Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo, Minggu (10/2/2019). Polisi menduga, penyebab kecelakaan karena rem truk tak berfungsi.
Hal itu disampaikan Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisan Resort Situbondo Ajun Komisaris Hendrik Kusuma Wardana ketika dihubungi dari Banyuwangi. “Kecelakaan ini dipicu truk N8109TC pengangkut gulungan kabel yang melaju dari Surabaya menuju Banyuwangi mengalami rem blong. Sopir truk Lasiman Mudiono tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya saat melaju di tikungan menurun,” ungkapnya.
Saat hilang kendali tersebut, truk tak bisa menghindari minibus P1779A yang ada di depannya. Minibus pengangkut peziarah yang hendak menuju Banyuwangi tersebut akhirnya ditabrak dari belakang, hingga terseret sejauh 15 meter.
Kedua mobil akhirnya berhenti setelah menabrak sebuah pohon asam jawa. Akibatnya, minibus tersebut ringsek dan 10 penumpang di dalamnya terjepit.
“Dari 10 penumpang minibus, dua orang meninggal di tempat, dan satu orang meninggal saat dirawat di Puskesmas Wonorejo. Sedangkan satu orang lain luka berat, dan tujuh orang lainnya mengalami luka ringan,” tutur Hendrik.
Korban meninggal dunia ialah, Lu\'luil Ma’nun (25), Hozaima (43) dan Hosni (55) Ketiganya warga Bondowoso. Para korban luka saat ini masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Wonorejo dan Puskesmas Bajulmati, Banyuwangi.
Kecelakaan juga menyebabkan kemacetan panjang di jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi tersebut. Polisi harus memberlakukan buka tutup jalur karena kendaraan yang terlibat kecelakaan belum dievakuasi dari lokasi kejadian.
Sopir Truk Lasiman Mudiono mengakui rem kendaraanya kerap bermasalah. Ia juga tidak menyangka hilang kendali saat melaju di jalan menikung yang menurun tersebut.
“Sebelum ini sudah tiga kali remnya bermasalah. Tetapi yang terakhir sudah saya perbaiki dan tidak bermasalah. Waktu jalan turun, saya coba rem ternyata blong. Saya panik hingga menabrak mobil,” tuturnya.
Jalur raya Pantura di Baluran selama ini menjadi jalur utama penghubung Surabaya-Bali. Jalur sepanjang 23 km itu penuh dengan tikungan tajam dengan kontur tanah naik-turun. Setiap hari jalur ini dipadati dengan iring-iringan truk pembawa barang dari Jawa menuju Nusa Tenggara dan arah sebaliknya.
Kecelakaan yang paling sering terjadi adalah truk terguling karena tak kuat menanjak, atau karena as patah. Kecelakaan juga terjadi karena rem tak berfungsi, pengemudi mengantuk, atau karena mendahului kendaraan lain di tikungan.
Wahyu Nurdiyanto (40), warga Kelurahan Taman Baru, Kabupaten Banyuwangi yang kerap melewati kawasan itu mengatakan, jalan Baluran berbahaya karena jalurnya sempit, banyak truk, dan banyak tikungan tajam. "Jalur dipenuhi iring-iringan truk, kalau tak sabar biasanya pengemudi akan mendahului iring-iringan truk dengan memakan jalur lain. Saat mendahului di tikungan itulah kerap terjadi kecelakaan," kata Wahyu.
Baluran juga menjadi titik lelah pengemudi dari arah Surabaya. Baluran berjarak kurang lebih 250 km dari Surabaya. Biasanya butuh enam jam untuk mencapai kawasan ini dari Surabaya. PT Perhutani dan Kepolisian membangun beberapa tempat pemberhentian di tepi jalur untuk memberi ruang bagi pengemudi beristirahat.