Saat Jokowi Menyapa Warga...
”Paaaak..., Paaaak..., Paaaak..., Paaaak!”
Seorang bocah lelaki berkaus dengan topi warna jingga berteriak-teriak memanggil Presiden Joko Widodo. Tangan kirinya melambai mencoba menarik perhatian, sedangkan tangan kanannya membawa bendera Merah Putih terbuat dari plastik.
Presiden Jokowi yang tengah menyalami warga kemudian berbalik. Saat yang sama, petugas Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengizinkan laki-laki yang menggendong bocah berkebutuhan khusus itu untuk mendekati Presiden.
Si bocah, Rafi Ahmad Fauzi (8), sambil tetap berteriak-teriak langsung membentangkan kedua tangannya, minta digendong Jokowi.
”Sini,” ujar Jokowi sembari menggendongnya dan bertanya, ”Kenapa, toh, teriak-teriak?” Rafi langsung mengalungkan lengannya ke leher Jokowi. Peristiwa yang terjadi saat kunjungan kerja Presiden ke Pondok Pesantren Al-Ittihad, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019), itu membuat sejumlah warga terharu.
Tak lama, si bocah teriak-teriak lagi, ”O-o, o-o.” Ternyata ia meminta difoto. Reni, ibunda Rafi, segera mengambil gambar menggunakan ponselnya.
Menurut Reni, putranya mengetahui Presiden Jokowi melalui Youtube.
”Sering lihat (Presiden Jokowi) di Youtube, suka teriak-teriak sendiri pengin ketemu, pengin salaman,” katanya ketika diwawancarai.
Karena mengetahui rencana kedatangan Jokowi ke Cianjur, Rafi pun menantikan sejak pagi. ”Subuh-subuh dia bangun, langsung ngajak, belum makan, belum apa, sampai sekarang,” ujar Reni sembari mengusap air matanya.
Di Ponpes Al-Ittihad, Cianjur, ini, Presiden bersilaturahmi dengan Muslimat NU dan para ulama serta menunaikan shalat Jumat. Masih di hari sama, seorang lelaki berhasil menyalami bahkan memeluk Jokowi di Alun-alun Cianjur. Tak hanya memeluk, dia juga menepuk-nepuk punggung Jokowi.
Jokowi biasanya menghadapinya dengan senyum dan sabar. Justru personel Paspampres yang cenderung waswas dengan warga yang terlampau bersemangat dan dekat dengan orang nomor satu di Indonesia itu.
Namun, semua memahami, Jokowi selalu berharap bisa dekat dengan warganya. Karena itu, kendati keselamatan kepala negara harus menjadi prioritas, Paspampres juga memberi ruang untuk warga bertemu, bersalaman, menyapa, dan berfoto dengan Presiden.
Serba spontan
Aksi Jokowi saat bertemu dengan masyarakat sering kali spontan, tak dirancang sebelumnya. Seperti pada saat mengunjungi lokasi terdampak tsunami Selat Sunda di pesisir Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Rabu (2/1/2019) lalu, Presiden Jokowi tiba-tiba berjongkok di tengah kerumunan warga yang duduk di atas tikar.
Warga yang awalnya berdiri berdesakan di belakang pun sontak berjongkok mengelilingi Presiden yang mengenakan setelan kemeja putih dan celana jins berwarna biru. Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mau tak mau turut berjongkok di belakang Presiden Jokowi.
Rupanya Jokowi memilih berjongkok untuk mendengarkan aspirasi warga Kunjir yang desanya mengalami kerusakan parah akibat tsunami. Tak hanya mendengar keluh kesah serta harapan warga, Jokowi juga menghibur anak-anak penyintas bencana di tempat pengungsian di Lapangan Tenis Kalianda.
Spontanitas dan kebiasaan Jokowi mendengarkan berbagai keluhan masyarakat juga terjadi ketika mengunjungi Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, baru-baru ini. Agenda kunjungan kerja tersebut memanen udang vaname hasil kerja kelompok tani pengelola lahan perhutanan sosial, memantau pemasangan sambungan listrik untuk warga miskin, serta bertemu ibu-ibu nasabah Permodalan Nasional Madani Mekaar. Namun, lepas tengah hari, secara mendadak, mobil Presiden berbelok memasuki SMP Negeri 1 Muara Gembong, yang sebagian ruang kelasnya hancur berantakan sejak sebelum ia menjadi presiden.
Setelah berbincang sejenak dengan Kepala SMPN 1 Muara Gembong, Presiden langsung memantau kelas-kelas yang tampak seperti gudang berisi rongsokan kursi dengan banyak kerusakan. Selain langit-langit yang bolong, dinding sekolah pun retak. Presiden kemudian meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang mendampinginya dalam kunjungan kerja itu untuk memperbaiki sekolah tersebut.
Sebenarnya apa yang dilakukan Jokowi bukanlah hal baru. Spontanitas seperti ini sesungguhnya sering terjadi sejak Jokowi menjadi presiden, bahkan sejak ia dipercaya sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah.
Spontanitas dan kerendahan hati untuk selalu menyapa warga menjadi kekuatan Jokowi. Apakah itu pencitraan? Kalaupun ada yang menyebutnya ”selalu melakukan pencitraan”, pertanyaan lanjutannya adalah kenapa ia begitu konsisten melakukan sesuatu yang sederhana, apa adanya, dan disambut pula dengan ketulusan oleh para warga?