MATARAM, KOMPAS — Listrik tenaga surya mulai banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, yang pascagempa Juli-Agustus 2018 minim penerangan jalan umum. Beberapa di antaranya atas bantuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang dipasang untuk penerangan jalan umum tenaga surya.
”PJUTS (penerangan jalan umum tenaga surya) yang terpasang saat ini sebanyak 75 unit, 125 unit dalam proses pemasangan, dan tahun 2019 ini Kementerian ESDM membantu lagi 100 PJUTS,” ujar Dedi Mudjadid, Kepala Bagian Humas Kabupaten Lombok Utara (KLU), Minggu (10/2/2019), di Mataram.
Menurut Dedi, PJUTS terpasang di kawasan obyek wisata Pusuk Pass sampai perempatan Desa Pemenang, Kecamatan Pemenang; kemudian pertigaan Desa Gondang, Kecamatan Gangga; sampai Jembatan Lokok Piko, Dusun Jugil, Desa Sambik Bangkol. Kawasan Pusuk yang jalannya berkelok-kelok itu gelap karena minim penerangan dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
Kondisi gelap sering kali dimanfaatkan untuk kriminalitas. Di satu sisi, kawasan itu salah satu jalur utama transportasi lingkar utara Pulau Lombok dari Kota Mataram menuju KLU dan Lombok Timur.
Program pemasangan PJUTS diresmikan Sekretaris Jenderal Dewan Energi Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman, Jumat (8/2/2019), di halaman Kantor Bupati KLU, Desa Tanjung, yang antara lain dihadiri anggota Komisi VII DPR, Kurtubi.
Saleh mengatakan, pemerintah berupaya meningkatkan ketahanan energi lewat energi terbarukan, seperti tenaga surya. Untuk tahun 2019 dialokasikan PJUTS bagi daerah terdampak bencana sebanyak 300 unit, yang 200 unit di antaranya untuk KLU.
”Kami bersyukur sudah terpasang separuhnya. Dalam waktu dekat terus dipasang lagi sisanya,” ucapnya. Ke depan, energi terbarukan terus digalakkan karena pemerintah pusat memperhatikan geliat pembangunan di KLU.
Anggota DPR, Kurtubi, menyampaikan dukungannya terhadap program pemerintah membangkitkan kembali Lombok Utara pascagempa, di antaranya melalui program PJUTS itu. DPR juga mengusulkan 200 titik tiap tahun.
Tahun 2018 diusulkan 75 titik untuk KLU, sisanya 125 titik untuk Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan kabupaten lain. ”Karena KLU terdampak gempa paling parah, perlu tambahan minimal 200 titik lagi di luar usulan reguler. Kami mengusulkan tambahan 125 unit PJUTS dan sudah disetujui,” ujarnya.
Bupati KLU Najmul Akhyar mengapresiasi perhatian pusat. PJUTS itu juga merupakan jawaban konkret kebutuhan masyarakat KLU. Dalam pantauannya, persoalan listrik tenaga surya di KLU selama ini adalah pemeliharaan karena masih menggunakan aki. Namun, semua itu bisa diatasi.
”Kami ingin pinggir jalan terang benderang oleh lampu di malam hari. Apalagi, KLU sebagai daerah wisata dengan tiga gili (pulau kecil), yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air,” kata Najmul.
PJUTS memanfaatkan matahari sebagai sumber energi. PJUTS menggunakan modul/panel surya yang berfungsi menerima cahaya, kemudian dikonversi menjadi listrik. Teknologi ini memakai lampu light emitting diode (LED), dipasang pada jarak 15-40 meter, yang secara otomatis menyala pada sore hari dan padam pada pagi hari.