AS-ASEAN Fokus Bangun Kawasan Indo-Pasifik yang Damai
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Amerika Serikat dan organisasi kerja sama negara-negara Asia Tenggara, ASEAN berkomitmen membangun kawasan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera, serta mengatasi tantangan keamanan global. Amerika Serikat masih menganggap ASEAN tak hanya strategis dari sisi geopolitik, tetapi juga secara ekonomi. ASEAN saat ini merupakan mitra dagang nomor empat terbesar bagi Amerika Serikat.
"Secara akumulatif, total investasi AS ke ASEAN mencapai 270 miliar dollar AS. Jumlah itu melebihi total invesatasi AS di China, Jepang, India, dan Korea Selatan. Kemitraan ini kami hargai dan akan dilanjutkan ke depan," tutur Charge d\'affaires dari Kedutaan Besar AS untuk ASEAN Jane Bocklage, saat pembukaan acara United States-ASEAN Partnership Forum di Jakarta, Senin (11/2/2019).
Acara yang berlangsung hingga 13 Februari 2019 itu menghadirkan sejumlah mahasiswa dan pakar hubungan internasional dari wilayah ASEAN dan AS. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan bagaimana meningkatkan kerja sama antara AS dan ASEAN di masa depan.
AS menurut Bocklage masih berniat untuk terus terlibat dalam mengembangkan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera. AS juga mengakui peran strategis ASEAN di kawasan itu.
"Di pusat kawasan Indo-Pasifik, peran ASEAN strategis secara diplomatik dan ekonomi bagi AS dan kesejahteraan global. AS telah menjadi mitra setia Asean selama 42 tahun dan hubungan itu akan terus dilanjutkan ke depan," ujar Bocklage.
Dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Ke-33 ASEAN di Singapura pada November 2018, Indonesia mendorong konsep Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, dan transparan. Bagi Presiden Joko Widodo, ASEAN yang berada di tengah kawasan Indo-Pasifik harus memiliki peran sentral dalam mengatasi ancaman yang dapat mengganggu perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan itu. (Kompas, 15/11/2018)
Indo-Pasifik merupakan konsep yang relatif baru dan mencakup dua wilayah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Komitmen AS untuk terlibat di kawasan Indo-Pasifik juga pernah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo. Selain mendukung kebijakan ASEAN, AS menekankan pentingnya mendukung penegakan hukum di kawasan Laut China Selatan.
"Kerja sama antara AS dan Asean akan terus meningkatkan. Kami semua memiliki tantangan yang sama dalam menghadapi terorisme, keamanan maritim, dan perdagangan manusia," tambah Bocklage.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN, Hoang Anh Tuan. "Kerja sama antara AS dan ASEAN telah berlangsung sejak ASEAN didirikan pada 1967," ucapnya.
Komitmen AS dalam menjalin hubungan dekat dengan ASEAN tercermin dalam kehadiran AS di sejumlah pertemuan tingkat tinggi negara-negara Asia Tenggara, termasuk pertemuan antara pimpinan pemerintah AS dan negara anggota ASEAN yang digelar sejak 2016. Sejak 2015, hubungan antara AS dan ASEAN sifatnya seperti kemitraan strategis.
"Selama ini, hubungan antara ASEAN dan AS cukup baik. Kedua pihak memiliki pandangan yang sama-sama konsturktif dalam rangka mengembangkan masa depan yang baik di kawasan Asia Tenggara," kata Direktor Eksekutif The Habibie Center, Hadi Kuntjara.
Menurutnya, tantangan yang akan dihadapi oleh ASEAN akan cukup kompleks, mengingat kondisinya yang sangat heterogen, baik dari sisi budaya, atau pun tingkat perkembangan ekonomi. "Visi ASEAN menjadi kawasan regional tertentu dapat diwujudkan apabila semua negara anggota ASEAN dapat saling memahami dan percaya satu dengan lain. Ada harapan, AS dapat membantu, sehingga ASEAN menjadi kawasan yang aman. Dengan rasa aman, kita akan mudah membangun," tutur Hadi.