Juara Liga Inggris: ”The Reds”, ”City”, atau Justru ”Spurs”?
Peta perebutan gelar Liga Inggris berubah. Dalam 12 pekan tersisa, satu kuda hitam, Tottenham Hotspurs, muncul dan meramaikan persaingan juara. Kini balapan menuju garis akhir diikuti tiga kuda pacu, yaitu Spurs serta Liverpool dan Manchester City.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Peta perebutan gelar Liga Inggris berubah. Dalam 12 pekan tersisa, satu kuda hitam, Tottenham Hotspur, muncul dan meramaikan persaingan juara. Kini balapan menuju garis akhir diikuti tiga kuda pacu, yaitu Spurs serta dua dominasi utama Liverpool dan Manchester City.
Spurs memenangi laga keempat beruntun di Liga Primer Inggris setelah menumbangkan Leicester, 3-1, di Stadion Wembley, Minggu (10/2/2019) malam WIB. Kemenangan itu membawa mereka kokoh di peringkat ketiga dengan 60 poin.
Tim asuhan Mauricio Pochettino itu kini hanya tertinggal lima poin dari City dan Liverpool. Adapun kemarin malam, City juga meraih tiga poin seusai mengandaskan Chelsea, 6-0, di Stadion Etihad.
Tiga poin itu membawa tim asuhan Josep ”Pep” Guardiola ke puncak klasemen, menggeser Liverpool, yang sama-sama memiliki 65 poin, hanya berbeda selisih gol. Dengan catatan, City telah menjalani 27 pertandingan, sedangkan Liverpool dan Spurs masih mengantongi satu laga sisa.
Kehadiran Spurs meramaikan persaingan yang sebelumnya didominasi ”The Reds” dan ”The Citizens”. Heung Min Son dan rekan-rekan mampu memanfaatkan kedua tim pemuncak klasemen itu, yang terpeleset beberapa kali pada Januari 2019.
Meski tertinggal lima poin, peluang mereka juara masih cukup besar. Jika dilihat grafiknya, penampilan Spurs semakin menanjak. Buktinya mereka telah meraih kemenangan berturut-turut dalam empat laga terakhir.
Sementara itu, sejak Desember, klub asal London ini merupakan peraih poin terbanyak dalam 12 laga terakhir. Mereka meraih 30 poin, unggul dari Liverpool (29 poin) dan Manchester City (24 poin).
”Saya rasa ini fantastis. Kami harus bisa menang seterusnya meskipun tidak dengan performa terbaik. Dengan kompetisi yang masih ketat, semua masih bisa terjadi di akhir musim,” kata Pochettino seusai laga timnya melawan Leicester.
Spurs semakin berbahaya karena Son sedang dalam performa terbaik. Pemain tim nasional Korea Selatan itu telah mencatatkan 11 gol dan 5 asis dalam 20 laga musim ini. Satu gol di antaranya dicetak pada malam kemarin, ke gawang Leicester.
Meski begitu, sang kuda hitam harus menghindari buruknya mentalitas yang mereka tunjukkan dalam dekade terakhir. Mereka kerap kehilangan momentum karena tekanan meraih juara. Hal itu karena ”The Lilywhites” sudah puasa gelar sejak meraih Piala Liga pada 2008 silam.
Jadwal Spurs dalam 12 laga sisa cukup berat. Mereka masih harus bertandang ke markas Liverpool, Chelsea, Manchester City serta menjamu Arsenal di kandang. Ketiga pertandingan tandang itu sangat sulit karena klub-klub tersebut sangat kuat di kandang. Sementara itu, laga melawan Arsenal, derbi London, akan sarat dengan drama dan berpotensi tinggi kehilangan poin.
Bertambahnya Spurs dalam perburuan gelar tidak terlalu berpengaruh bagi Liverpool dan City. Keduanya masih diunggulkan sebagai klub yang akan membawa gelar musim ini.
Unggulan utama tetap Liverpool. Meski berada di peringkat kedua, mereka masih menyisakan satu laga pekan depan melawan Manchester United di Old Trafford. ”The Reds” tidak boleh kalah jika ingin kembali ke puncak klasemen.
Pelatih Liverpool Jurgen Klopp tidak khawatir dengan tekanan City ataupun Spurs. Dia optimistis karena nasib timnya berada di tangan sendiri.
”Yang penting sekarang kami harus memenangi setiap laga,” katanya.
Klub dari kota pelabuhan itu memiliki jadwal sisa cukup ringan di atas kertas. Selain MU dan Spurs, mereka hanya menghadapi lawan berat di dua laga, melawan Chelsea di Anfield dan bertandang ke markas Everton. Sisanya, mereka melawan mayoritas tim menengah ke bawah, termasuk pada empat laga terakhir, Cardiff City, Huddersfield, Newcastle, dan Wolverhampton.
Peluang Liverpool meraih gelar liga setelah terakhir 1989/1990 semakin besar karena beberapa pemain cedera sudah kembali Februari atau awal Maret. Mereka antara lain Alexander Trent Arnold, Alex Oxlade Chamberlain, dan Joe Gomez.
Di sisi lain, City akan mengambil posisi unggulan jika Liverpool kalah dari MU. Mereka akan tetap berada di puncak klasemen dengan keunggulan selisih gol mencapai 10 gol. Apalagi, performa City saat ini sedang dalam puncaknya. Setelah menghancurkan Arsenal 3-1, mereka membungkam Chelsea, enam gol tanpa balas, malam kemarin.
”Kami hanya harus menang dengan mencetak gol sebanyak mungkin. Karena bukan tidak mungkin, juara akan ditentukan lewat selisih gol dalam persaingan sangat ketat ini,” sebut Pep.
Tim asal Manchester itu memiliki jadwal sisa paling ringan di antara tiga kuda pacu. City hanya tinggal bertandang ke markas MU pada Maret 2019 dan menjamu Spurs pada April 2019. Selebihnya, tidak ada laga besar.
Pengamat sepak bola sekaligus legenda MU Gary Neville melihat, pemenang dari pertarungan belum bisa ditentukan. Ketiga-tiganya masih memiliki peluang yang sama untuk juara. Meski begitu, dia lebih mengunggulkan Manchester City.
”Sergio Aguero mengangkat City sejak bulan lalu. Dia punya mentalitas juara. Hal ini akan membantu City mempertahankan gelar,” ucap Neville pada Sky Sports. (REUTERS)