Korea Selatan Setuju Naikkan Kontribusi
Pemerintah Korea Selatan sepakat meningkatkan kontribusi untuk membiayai penempatan pasukan Amerika Serikat di wilayah Korea.
seoul, mingguKementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan, Seoul akan membayar 1,04 triliun won (sekitar 924 juta dollar AS) pada tahun 2019.
Jumlah itu naik 8,2 persen dari yang ditawarkan dalam perjanjian lima tahun sebelumnya yang berakhir tahun lalu, yakni 960 miliar won. Namun, kesepakatan tersebut masih harus disetujui parlemen Korsel.
Tidak seperti perjanjian sebelumnya yang berlaku lima tahun, perjanjian kali ini hanya berlaku setahun. Diperkirakan keduanya akan kembali menegosiasikan dana penempatan tentara AS dalam beberapa bulan ke depan.
”Proses negosiasi kesepakatan ini memerlukan waktu yang lama, tetapi pada akhirnya proses ini berhasil,” kata Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha.
Tahun lalu, sekitar 40 persen anggaran itu dipakai untuk membiayai pembangunan fasilitas militer dan menggaji warga Korea Selatan yang bekerja di pangkalan militer AS.
”Kedua negara menegaskan kembali pentingnya aliansi Korea Selatan-AS yang kuat dan perlunya penempatan pasukan AS yang stabil,” demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan setelah penandatanganan kesepakatan itu.
Menurut penasihat senior negosiasi dan kesepakatan keamanan Departemen Luar Negeri AS, Timothy Betts, anggaran yang dikucurkan Seoul adalah hal kecil dari penempatan pasukan AS di Korea Selatan, tetapi penting karena menjadi bukti dukungan Korea Selatan terhadap aliansi.
”Pemerintah AS menyadari Korea Selatan telah berbuat banyak untuk aliansi ini, perdamaian, dan stabilitas di kawasan ini,” katanya.
Kedua negara telah berjuang mencari terobosan selama 10 putaran negosiasi sejak Maret 2018 di tengah seruan Presiden Donald Trump agar Korea Selatan meningkatkan kontribusinya.
Pejabat Korea Selatan mengatakan, mereka telah berupaya membatasi kontribusi hingga maksimal 1 triliun won dan berharap itu cukup untuk perjanjian selama tiga tahun.
Korea Selatan dan AS telah menjadi sekutu sejak perang Korea tahun 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata. Saat ini lebih dari 28.000 tentara AS ditempatkan di Korea Selatan, berjaga-jaga terhadap ancaman Korea Utara.
Perselisihan soal anggaran telah menimbulkan kekhawatiran Trump akan menggunakannya sebagai alasan untuk menarik pasukan AS dari Korea Selatan.
Namun, kepada penyiar CBS di AS, pekan lalu, Trump menyampaikan, ia ”tidak punya rencana” untuk menarik pasukan AS dari Korea Selatan sebagai bagian dari pertemuannya dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, akhir bulan ini. Meski begitu, ia mengakui ”mungkin suatu hari nanti” dirinya akan menarik pasukan AS dari Korea Selatan.
Pertemuan kedua
Presiden Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dijadwalkan bertemu pada 27-28 Februari di Hanoi, Vietnam. Pertemuan kedua itu akan membahas deklarasi resmi untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung puluhan tahun.
”Perwakilan saya telah meninggalkan Korea Utara setelah pertemuan produktif yang menyepakati waktu dan tanggal pertemuan kedua dengan Kim Jong Un,” kata Trump dalam Twitter.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan, selama kunjungan tiga hari di Pyongyang, perwakilan AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun, membahas komitmen denuklirisasi yang komplet, transformasi hubungan AS-Korea Utara, dan membangun perdamaian jangka panjang di Semenanjung Korea.(AFP/REUTERS/AP/ADH)